Peran Anak Muda Mengisi Kemerdekaan Melalui Literasi Digital di Era Digitalisasi

Mengisi Kemerdekaan Melalui Literasi Digital di Era Digitalisasi
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dan sejumlah konten kreator menggelar Literasi Digital Festival.

Bukan Kominfo, Ternyata Kemenag yang Usul Azan Magrib 'Running Text' Saat Misa

Acara yang bertemakan “Hadapi Tantangan Digitalisasi dengan Semangat Kemerdekaan di Era Digital” ini diadakan di Desa Tibubeneng, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Minggu (25/8/2024).

Kegiatan ini menghadirkan 6 narasumber yakni A.A Ratu Rat Manacika Kepala Bidang Pengelola Komunikasi Publik Dinas Kominfo Badung, I Gede Semarajana Kepala Seksi Statistik Dinas Kominfo Badung, Indriani Rahmawati Ketua Tim Penyelenggaraan Makin Cakap Digital, I Gede Putu Krisna Juliharta Ketua Relawan Teknologi informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, Yudistira Ardhana Content Creator dan Keenan Pearce Founder Stoik Trisula.

Dalam kesempatan tersebut, Ratu Rat Manacika mengemukakan pentingnya memahami literasi digital.

Pemkab Buleleng Dorong Penggunaan Teknologi Digital Dalam Upaya Mempromosikan Parwisata

Menurutnya, perkembangan TIK di Indonesia berkembang pesat, terutama di Kabupaten Badung. Ia mengatakan sejak tahun 2018, pihaknya telah memperluas jaringan internet ke berbagai tempat strategis seperti kantor desa, puskesmas, sekolah, dan tempat wisata.

"Melalui pemberian tambahan fasilitas jaringan internet di Kabupaten Badung sudah barang tentu akan membawa pula perubahan bagi masyarakatnya. 

Ini mencakup pemahaman dan kecerdasan dalam menggunakan media sosial, sehingga masyarakat bisa lebih selektif dalam menerima informasi, "ungkapnya.

Sementara itu, I Gede Putu Krisna Juliharta memberikan pemaparan mengenai etika berinteraksi di ruang digital. Ia menekankan di dalam ruang digital seseorang akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural sehingga pentinya menciptakan standar baru tentang etika.

Jelang HUT RI ke-79, Pemerintah Datangkan Orang Sakti dari Banyuwangi Atasi Hujan?

Dengan media digital setiap warganet berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya.

"Maka segala aktivitas di ruang digital memerlukan etika berinternet. Tata krama dalam menggunakan internet sesorang harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya," I Gede Putu Krisna Juliharta menimpali.

Hal senada juga dikatakan Yudistira Ardhana. Ia menlai penting untuk menciptakan generasi yang berbudaya dan beradab di era digital. Hal iini memerlukan pendekatan yang berkelanjutan, mengingat dampak luas dari teknologi pada pola pikir dan perilaku anak-anak muda saat ini. Salah satu langkah utama adalah memperkuat pendidikan karakter sejak usia dini, baik di rumah maupun di sekolah.

"Orang tua dan pendidik harus secara aktif mengajarkan nilai-nilai budaya seperti sopan santun, empati, dan tanggung jawab melalui teladan dan kurikulum yang dirancang khusus. Dengan memberikan contoh yang baik dan mengintegrasikan prinsip prinsip etika dalam interaksi sehari-hari, kita dapat membantu anak-anak memahami pentingnya menjaga tata krama dan menghargai orang lain,"ujarnya.

Indriani Rahmawati juga memberikan pandangan mengenai fenoma tersebut. Ia mengatakan saat ini koneksi data seluler di Indonesia mencapai 353,3 juta, sementara pengguna internet mencapai 212,4 juta dan rata- rata waktu harian yang digunakan untuk mengakses internet sekitar 7 Jam 38 Menit. Pengguna terbanyak media sosial saat ini berumur 18-34 tahun.

“Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif, etika, sosial emosional, dan aspek teknis teknologi. 

Ada 4 Pilar Literasi Digital: Digital Skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety," bebernya.

Hal Senada dikatakan Gede Semarajana yang memberikan pemaparan mengenai pentingnya menjaga keamanan data pribadi dan privasi. Ia menyampaikan jika data pribadi merupakan data tentang orang perseorangan yang dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik atau nonelektronik.

"Keamanan Data merupakan praktik, kebijakan, prosedur, dan teknologi yang dirancang untuk melindungi informasi dan data dari akses, penggunaan, atau pengungkapan yang tidak sah, serta dari kerusakan atau kerugian yang tidak diinginkan,"ujarnya.

Keenan Pearce juga sependapat, ia menilai peran generasi muda dalam menjaga keamanan ruang digital di masa depan menjadi penting. Keaamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman, Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.

"Tantangan yang dihadapi dalam keamanan digital saat ini yaitu serangan siber, perlindungan data pribadi, etika dan keamanan dalam bermedia sosial. Peran generasi muda dalam keamanan digital dengan meningkatkan literasi digital, inovasi teknologi, memperjuangkan hak-hak digital dan privasi,"pungkasnya.