Pilgub Sumut Memanas, Nikson Nababan: Jadi Pemimpin Tak Cukup Cuma Punya Nama Besar

Potret Kolase Nikson Nababan, Boby dan Edy Rahmayadi
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Suhu politik dalam negeri kian memanas jelang Pilkada Serentak pada November mendatang, tak hanya di Jakarta, di Sumatera Utara pun bursa Calon Gubernur yang digadang gadang bakal maju di Pilgub Sumut kian menghiasi laman media berbagai platform.

Pilgub Jakarta Memanas, Relawan Puan dan Relawan Anies Mendadak Bertemu, Jangan-jangan?

Seperti diketahui, sejumlah nama besar di Pilgub Sumut santer diperbincangkan mulai dari Edy Rahmayadi yang merupakan gubernur petahana, hingga menantu Presiden Joko Widodo Boby Nasution.

Terkait hal tersebut, mantan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengatakan bahwa banyaknya nama yang digadang gadang bakal maju dalam kontestasi Pilgub Sumut mendatang tak berpengaruh terhadap dirinya.

Nikson Nababan Layak Jadi Cagub Sumut, GPMN: Beliau Sudah Terbukti dan Teruji

Karena menurut Nikson, semakin banyak calon yang akan tampil nanti, tentunya makin banyak juga pilihan masyarakat Sumut dalam menentukan pemimpin mereka.

"Artinya, makin banyak pilihan makin bagus, dan masyarakat dapat lebih mengetahui siapa pemimpin yang layak dipilih untuk memimpin daerahnya," ujarnya.

Persaingan Ketat Pilgub Sumut, GPMN: Nikson Nababan Layak Diperhitungkan

Meskipun sejumlah nama besar yang disebut sebut bakal maju di Pilgub Sumut mendatang saat ini telah ramai diperbincangkan, Nikson mengaku dirinya tak gentar sama sekali.

Karena menurut Nikson, memiliki nama besar saja tidak cukup untuk memimpin sebuah daerah, karena seorang pemimpin juga harus memiliki kapasitas dan kapabilitas mumpuni, tentunya didukung oleh masyarakat.

"Oleh karena itu, jika saya mendapatkan amanah untuk maju dalam kontestasi Pilgub Sumut mendatang, saya tak akan gentar menghadapi rival yang memiliki nama besar seperti petahana Edy Rahmayadi bahkan Boby Nasution," katanya.

Lebih lanjut Nikson mengatakan, dirinya percaya diri lantaran telah memiliki pengalaman selama 10 tahun membangun dan memimpin di wilayah Tapanuli Utara.

Hal itu terlihat dari berhasilnya menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta menaikkan pendapatan perkapita masyarakat di Tapanuli Utara.

Selain itu juga memperkecil angka kesenjangan sosial.

"Masyarakat Sumut itu rasional dan cerdas, serta berani kalau benar dan pasti berani memilih yang diyakini baik serta mampu memimpin. Karena mereka tidak takut intimidasi," terangnya.

"Jadi, calon pemimpin tak cukup hanya punya nama besar saja," tandasnya.