Titik Nadir Madrasah Negeri Ditengah Gempuran SDIT Depok

Ilustrasi madrasah negeri di Depok
Sumber :
  • Hidayatulloh.com

"Masa bilang jangan muluk-muluk satu aja dulu. Loh, janjinya satu madrasah setiap kecamatan, ada 11 kecamatan loh. Kok tiba-tiba jangan muluk-muluk satu saja dulu bekas lahan SD," ujar Ikra keheranan.

Sederet Kontroversi hingga Isi Garasi Wali Kota Depok: Awalnya Kijang Kini Honda Civic sampai CR-V

"Jadi kan memang sebetulnya nggak ada komitmen yang sungguh-sungguh untuk menjalankan janji itu, karena permintaan untuk pembelian lahan untuk sekolah saja ditolak oleh pemerintah kota," timpalnya lagi.

Menurut anggota DPRD Depok yang duduk di Komisi D tersebut, pemerintah kota lebih mendahulukan pembelian lahan-lahan untuk posyandu, bukan untuk sekolah.

Prihatin Madrasah Negeri di Depok Cuma 1, Supian Suri: Tidak Logis

"Posyandu penting memang, tapi selama peralatannya disiapkan posyandu masih bisa beroperasi di rumah-rumah warga. Tapi kalau untuk sekolah kan harus didahulukan, karena harganya semakin lama akan semakin tinggi kalau ditunda," jelas dia.

Perbandingan Biaya

Terbengkalai, Walkot Depok Khawatir SDN Pondok Cina 1 Dihuni Makhluk Lain

Sebagai informasi, biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menikmati fasilitas di SDIT atau pun SMPIT rupanya bernilai fantastis.

Data yang dihimpun menyebut, rata-rata uang pangkal untuk bisa sekolah di SDIT ataupun SMPIT kisaran Rp 10 juta hingga Rp 40 juta-an per siswa. Itu dengan estimasi SPP sekira Rp 500 ribu hingga Rp 1,4 juta.

Halaman Selanjutnya
img_title