Mengenal Tokoh Pendidikan Muhammadiyah asal Sumenep

Logo Muhammadiyah
Sumber :
  • Istimewa

Setahun kemudian (1931), ia memutuskan pulang dan membesarkan tanah kelahirannya tersebut. Dengan segala permasalahan serta kekurangan yang terjadi pada saat itu, ia memberanikan diri mendirikan sekolah setaraf HIS untuk anak-anak dari kalangan bawah di Sumenep.

P2G: Libur Sekolah Ramadan Berisiko Hambat Capaian Kurikulum Siswa

Pada 31 Agustus 1931, sekolah Partikelir Hollandsch-Inlandsche School (PHIS) bernama Sumekar Pangabru pun diresmikan.

Pendidikan mulai dirasakan rakyat kecil. Tak hanya ilmu pengetahuan, rasa kebangsaan pun mulai tumbuh dalam setiap sanubari para murid. Bahkan tak sedikit dari murid yang enggan menyanyikan lagu kebangsaan Belanda, Wilhelmus.

P2G Minta Kemdikdasmen Jangan Gegabah Hidupkan Kembali Ujian Nasional 2026

Akibatnya, Muhammad Saleh mendapat teguran dari Residen Madura saat itu.

Nyali tak menciut, justru keberanian mencuat. Muhammad Saleh mengambil keputusan hebat dengan menghapus mata pelajaran menyanyi di sekolah PHIS.

Muhammadiyah Desak Pemerintah Berantas Korupsi Tanpa Tebang Pilih

Lebarkan Sayap Muhammadiyah

Pada 1 September 1941, setelah PHIS Sumekar Pangabru besar, Muhammad Saleh Werdisastro memutuskan hijrah ke Yogyakarta untuk membesarkan organisasi Muhammadiyah.

Halaman Selanjutnya
img_title