Mengenal Tokoh Pendidikan Muhammadiyah asal Sumenep

Logo Muhammadiyah
Sumber :
  • Istimewa

Demi mencukupi kebutuhan hidup, ia menjadi guru di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (sekolah menengah pertama) yang disokong oleh Gesubsidieerde Inheemse (subsidi pemerintah pribumi atau Kesultanan Yogyakarta).

Komisi X DPR RI Tinjau SMA 2 Jayapura, Janjikan Bantuan Buku untuk Peningkatan Pendidikan di Papua

Pada akhirnya tentara Jepang menduduki Indonesia, pada 31 Agustus 1943, Muhammad Saleh Werdisastro mengawali karier di dunia militer dengan jabatan Daidanco (komandan batalyon) Dai Dang II Yogyakarta, Bantul, Yogyakarta.

Namun, setelah Indonesia merdeka Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan tokoh masyarakat memilih Muhammad Saleh Werdisastro sebagai Komite Nasional Indonesia (KNI, sekarang DPRD) Yogyakarta.

Dengan Program Ini Mahasiswa Indonesia Bisa Raih Gelar Ganda Internasional dari Kampus Top Dunia

Kemudian, pada 1 Februari 1950, Muhammad Saleh diangkat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Wakil Wali Kota Yogyakarta, dan juga aktif di Majelis Tanwir Muhammadiyah Pusat di Yogyakarta.

Dengan jabatan yang strategis itu, ia pun kemudian menginisiasi pendirian sebuah universitas ternama di Yogyakarta, Universitas Gajah Mada.

Kuliah Internasional Tanpa Pergi ke Luar Negeri: Program Gelar Ganda Binus International Buka Peluang Karier Global

Setahun kemudian, persisnya 1 Agustus 1951, Muhammad Saleh dipilih menjadi Wali Kota Raja Kasunanan Surakarta (Solo) sampai 17 Februari 1958.

Seperti halnya di Yogyakarta, dengan kuasa yang dipegang, Muhammad Saleh juga memelopori berdirinya Universitas Raja Kasunanan Surakarta dan aktif sebagai pengurus IKIP Muhammadiyah Surakarta.

Halaman Selanjutnya
img_title