Ancaman Semakin Dekat, Prabu Surawisesa Gagal Bendung Ekspansi Kesultanan Demak

Prabu Surawisesa bersama khodam Prabu Siliwangi.
Sumber :
  • Istimewa

Mantan Menteri Luar Negeri dan Diplomat ulung Indonesia kelahiran Jawa Barat, Mochtar Kusumaatmadja menyebut perjanjian Kerajaan Pajajaran dan Portugis merupakan perjanjian internasional pertama dalam sejarah Indonesia.

Terinspirasi Walisongo, Gus Miftah Dorong Indonesia Jadi Contoh Toleransi Antar Umat Beragama

Perjanjian itu lengkap dengan surat serta prasasti sebagaimana layaknya perjanjian bilateral kedua negara.

Penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Portugis menyebabkan kerajaan Pajajaran kehilangan sejumlah kekayaan alamnya.

Peringati Hari Jadi Bogor ke-542, DPRD Kabupaten Beri Tiga Tokoh Sunda Penghargaan

Tak kurang dari 1000 lada harus diserahkan oleh Pajajaran kepada Portugis.

Setiap kapal yang dikemudikan Portugis mendarat di Malaka akan diberi muatan lada yang kemudian ditukar dengan barang-barang yang diperlukan oleh Kerajaan Pajajaran.

Menakar Relevansi Uga Wangsit Siliwangi terhadap Bangsa Indonesia

Perjanjian itu tak pelak lagi menimbulkan kecemasan di Kesultanan Demak yang dipimpin Sultan Trenggana. Kecemasan itu mengacu pada Selat Malaka sebagai pintu masuknya perairan Nusantara sebelah utara. 

Ketika Sunda dan Malaka dikuasai Portugis secara otomatis akan melumpuhkan sektor maritim kerajaan di Nusantara. Terlebih Selat Malaka dipandang sebagai urat nadi kehidupan ekonomi Kesultanan Demak.

Halaman Selanjutnya
img_title