Gus Mus Keluarkan Fatwa Jelang Pencoblosan, Gus Baha: Ulama Punya Pandangan Sendiri Soal Pilpres

Potret Gus Baha
Sumber :
  • Istimewa

"Soal pilihan presiden, para ulama cara berpikirnya berbeda. Misal kamu fanatik pilih A, yang satu fanatik pilih B. Terus yang satu bilang gini, 'wah kalau gak dipresideni A, rusak negara'," kata Gus Baha. 

Sepekan Berlalu, Abah Jawara Garut Si Penantang Hercules Raib bak Ditelan Bumi, Dimanakah Dia?

"Pertanyaannya secara tauhid, bagaimana anda menggantungkan kesejahteraan kepada makhluk? Bagaimana mungkin makhluk yang sedang soleh, kamu pastikan selalu soleh? wong dia makhluk bisa berubah," lanjut Gus Baha.

"Sementara B yang fasik, wah kalau dipimpin B pasti rusak negara. Bagimana kamu pastikan B yang fasik selalu fasik? Bisa saja dia husnul khotimah. Yang fasik pas mimpin jadi soleh, yang soleh pas mimpin jadi fasik," tambah Gus Baha.

Tegas, Ganjar Pranowo Tolak Masuk Kabinet Jika Kalah di Pilpres, Jadi Capres Bukan Cari Pekerjaan

Menurut Gus Baha, dengan cara berpikir seperti ini, membuat para ulama kerap dianggap memiliki sikap dan posisi yang tidak jelas dalam sebuah pemilihan presiden.

Gus Baha pun tidak menyangkal, dirinya termasuk di antaranya.

Pandangan Gus Baha Terhadap HTI: Memahami Bahaya Organisasi Islam dan Potensi Perpecahan Antar Umat

"Ulama tahu sifat manusia itu berubah-ubah dan kendali di tangan Allah, sikapnya jadi enggak jelas," jelas Gus Baha. 

"Saya ini termasuk orang yang terkenal enggak jelas. Karena kalau ditanya, 'Gus, sampean pilih presiden mana?' Saya terserah pengeran (Allah), siapa yang jadi, saya patuh. 'Wah kalau terserah pengeran mah kacau'. Lebih kacau mana dengan yang enggak patuh pengeran?" pungkas Gus Baha.