Gus Mus Keluarkan Fatwa Jelang Pencoblosan, Gus Baha: Ulama Punya Pandangan Sendiri Soal Pilpres
- Istimewa
Siap –Setelah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang telah mengeluarkan fatwa terkait siapa calon presiden dan cawapres yang layak dipilih dalam pencoblosan pemilu 2024 yang di akan dilakukan pada 14 Februari besok, kini giliran KH Ahmad Bahauddin Nusalim alias Gus Baha yang bicara soal pilihan capres.
Sebelumnya, Gus Mus mengeluarkan fatwa tentang siapa calon presiden yang layak dipilih.
Namun, ia tidak menyebut satu pasang Capres dan Cawapres yang layak dipilih. Melalui unggahan media sosial X miliknya, Gus Mus hanya mengeluarkan fatwa agar masyarakat memilih menggunakan Istafti Qalbaka atau sesuai hati nurasi.
"Banyak yang minta fatwa kepadaku, Nanti milih siapa?," tulis Gus Mus.
Lebih lanjut Gus Mus mengatakan, Maklum semua calon, masing - masing punya kelebihan dan kekurangan.
"Lagi pula masing2 punya pendukung tokoh2 yang berpengaruh. Jadi kukatakan kepada yang minta fatwa: Istafti qalbak. Tanyakan saja kepada Nuranimu," katanya
Sementara Itu, dalam sebuah tayangan video yang viral di media sosial, Gus Baha mengatakan bahwa para ulama memiliki cara pandang berbeda soal pemilihan presiden, menggunakan ilmu tauhid. Bahwa tidak boleh terlalu fanatik dan menggantungkan kesejahteraan terhadap makhluk.
"Soal pilihan presiden, para ulama cara berpikirnya berbeda. Misal kamu fanatik pilih A, yang satu fanatik pilih B. Terus yang satu bilang gini, 'wah kalau gak dipresideni A, rusak negara'," kata Gus Baha.
"Pertanyaannya secara tauhid, bagaimana anda menggantungkan kesejahteraan kepada makhluk? Bagaimana mungkin makhluk yang sedang soleh, kamu pastikan selalu soleh? wong dia makhluk bisa berubah," lanjut Gus Baha.
"Sementara B yang fasik, wah kalau dipimpin B pasti rusak negara. Bagimana kamu pastikan B yang fasik selalu fasik? Bisa saja dia husnul khotimah. Yang fasik pas mimpin jadi soleh, yang soleh pas mimpin jadi fasik," tambah Gus Baha.
Menurut Gus Baha, dengan cara berpikir seperti ini, membuat para ulama kerap dianggap memiliki sikap dan posisi yang tidak jelas dalam sebuah pemilihan presiden.
Gus Baha pun tidak menyangkal, dirinya termasuk di antaranya.
"Ulama tahu sifat manusia itu berubah-ubah dan kendali di tangan Allah, sikapnya jadi enggak jelas," jelas Gus Baha.
"Saya ini termasuk orang yang terkenal enggak jelas. Karena kalau ditanya, 'Gus, sampean pilih presiden mana?' Saya terserah pengeran (Allah), siapa yang jadi, saya patuh. 'Wah kalau terserah pengeran mah kacau'. Lebih kacau mana dengan yang enggak patuh pengeran?" pungkas Gus Baha.