Ketika Walkot Idris Diprotes Usai Copot Pejabat ASN Depok: Pak Salah Saya Apa?

Wali Kota Depok Mohammad Idris soal ASN
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Wali Kota Depok, Mohammad Idris kembali merotasi sejumlah pejabat aparatur sipil negara (ASN) di lingkup pemerintahannya. 

Terbengkalai, Walkot Depok Khawatir SDN Pondok Cina 1 Dihuni Makhluk Lain

Tak tanggung-tanggung, belum lama ini ada sebanyak 88 pejabat ASN yang ia lantik.

Mereka menempati sejumlah posisi strategis di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

7 Tahun Mangkrak, Apa Kabar Mega Proyek Metro Stater Depok?

Adapun 88 pejabat ASN itu terdiri dari 3 orang pejabat pimpinan tinggi pratama, 23 pejabat administrator, dan 47 pejabat pengawas.

Kemudian, 7 pejabat fungsional meliputi 3 pejabat pengelola barang dan jasa, 3 orang administrator kesehatan. 

Wali Kota Depok Mohammad Idris Imbau Pembagian Daging Kurban Tanpa Plastik untuk Kurangi Sampah

Lalu 1 orang arsiparis, serta 8 pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) terdiri dari 1 orang analisis SDM aparatur, 1 medik veteriner dan 6 orang pranata komputer.

Idris menegaskan, rotasi maupun mutasi adalah hal biasa dalam organisasi, terutama dalam bidang pemerintahan.

Ia mengingatkan, jangan sampai kebijakan itu dianggap sebagai sanksi administrasi.

“Karena suka ada setelah mutasi ini WA (WhatsApp), pak saya salah apa dipindah," katanya dikutip dari laman beritadepok pada Minggu, 14 Januari 2024.

Menurut Idris, itu adalah pandangan yang keliru.

“Ini persepsi yang salah, kita harus positif thinking, barangkali dipindah karena memang dibutuhkan di wilayah itu," ujarnya.

Idris berpendapat, yang dilayani bukan hanya ASN dalam lingkungan kerja, tetapi juga masyarakat tempatnya bekerja.

“Masyarakat kita juga tidak hanya satu komunitas, satu kelompok, satu karakter, yang seringkali cocok dengan karakter dirinya,” ungkapnya.

Tentu, sambung Idris, yang melihat para pimpinan di wilayah kerja para ASN.

“Jadi jangan dianggap sebagai hal sanksi, jangan dianggap sebagai sentimen pimpinan kepada aparatur,” tuturnya.

Menurutnya lagi, yang ada adalah pertimbangan-pertimbangan tertentu yang menjadi kebijakan dalam penempatan SDM.

"Sebab kami yakin dan sadar, bahwa memindahkan manusia enggak sama dengan memindahkan lemari, seluruh aspek dalam diri kita menjadi pertimbangan untuk penempatan ini,” jelasnya.

“Kadang setelah dipindah jadi melorot, menurun, maka harapan saya tidak, malah kerjanya ini harus meningkat,” sambungnya.

Disisi lain, ia tak lupa mengucapkan selamat kepada para pejabat yang baru dilantik, mereka diingatkan untuk segera beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.

“Pahami tupoksinya apa, kalau kurang paham bisa tanya kepada pejabat sebelumnya, diskusi satu hari sebelum sertijab, agar dia bisa memahami."

“Kalau sudah dipahami dengan tulus, ikhlas lalu tekad, jangan ikhlas dan tekad dulu sebelum paham, nanti kerjanya enggak paham, itu bahaya,” timpalnya lagi.