Setelah Menkumham, Kini Alvin Lim Tantang Mahfud MD: Ngecek Fakta Aja Enggak Bisa!
- Istimewa
Siap – Pendiri LQ Indonesia Law Firm, Alvin Lim kembali bikin geger. Kali ini, ia melayangkan surat tantangan terbuka untuk Menkopolhukam Mahfud MD. Apa itu? Berikut ulasannya.
Dikutip dari tayangan YoTube QUOTIENT TV, Alvin Lim menegaskan, surat terbuka ini merupakan respon atas tudingan Mahfud MD yang terkesan menyudutkan dirinya.
"Hari ini saya ada surat terbuka dan pesan khusus untuk Pak Mahfud MD. Intinya saya ini dibilang orang enggak bener lah, dan apa namanya enggak ada jasa terhadap Indosurya, tidak taat pada hukum," katanya dikutip pada Rabu, 10 Januari 2024.
Alvin Lim yang tak terima dengan tudingan tersebut lantas membeberkan sejumlah dugaan bukti atas tuduhan Mahfud MD.
"Biar kalian yang menjadi hakim, kalian menjadi juri yang menentukan, silahkan," tutur Alvin dalam siaran podcastnya itu.
"Karena saya dijelek-jelekin ya otomatis saya berhak dong gitu loh untuk memberitahukan sisi cerita dari saya," sambungnya.
Alvin Lim lantas menjelaskan, polemik pertama yang dipermasalahkan oleh Mahfud MD adalah Indosurya.
"Beliau itu masuk mau coba bantu itu di bulan Juni 2022, sebelumnya enggak pernah bantu sama sekali. Tapi kita sudah tahu bahwa industri ini sudah mandek sejak 2019 ya, 2020 sudah jadi tersangka."
Alvin mengklaim, bahwa sebenarnya ia dan teman-temannyalah yang kali pertama berjuang atas kasus ini.
Pernyataan itu dibuktikan Alvin dengan sederet foto pertemuan dirinya yang mengadu ke DPR hingga KPK.
"Jadi jauh sebelum Mahfud MD mengurusi ini saya sudah ngurus kasus itu."
Terkait hal itu, Alvim Lim lantas menilai Mahfud MD tak bisa mengecek fakta.
"Jadi aduh maaf ini, sudah mau jadi wakil presiden tapi mengecek fakta aja enggak bisa. Gimana ini nanti mau ngurus negara pak?" tutur Alvin.
Sebelumnya, Alvin Lim juga sempat melontarkan pernyataan pada Menkumham Yasonna Laoly yang menyebut dirinya orang gila.
Adapun komentar Yasonna terkait dengan tudingan Alvin Lim terhadap Ferdy Sambo yang tak pernah ditahan di Lapas Salemba, Jakarta.
