Pekerja Jalan Anyer-Panarukan Dibayar Daendels, tapi Disunat Upahnya oleh Bupati

Kerja paksa
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels dikenal sebagai tokoh kontroversial dalam sejarah Hindia Belanda, terutama melalui proyek kerja paksa pembuatan Jalan Raya Pos dari Anyer hingga Panarukan. 

Budi Arie Diperiksa Polisi Soal Dugaan Korupsi di Kasus Judol Komdigi, Netizen: Aura Petir Kalian 500nya Sangat Terlihat

Meskipun Daendels memberi upah kepada pekerja, namun tidak sedikit yang 'disunat' oleh bupati setempat.

Sejarawan Djoko Marihandono dan Peter Carey mengungkapkan bahwa Daendels memberikan dana lebih dari 30 ribu ringgit untuk proyek tersebut. 

KPK Tetapkan Dua Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana CSR Bank Indonesia, Satu Anggota DPR

Sayangnya, upah tersebut tidak sepenuhnya sampai kepada pekerja, dan dugaan korupsi oleh bupati mencuat.

Sementara proyek berjalan, tragisnya, sekitar 30 ribu orang meninggal selama pembuatan Jalan Raya Pos. 

Keras! Mentan Andi Amran Coret Biaya Cipika Cipiki Demi Petani hingga Copot 11 Pejabat

Asvi Warman Adam dari LIPI membenarkan angka ini, menciptakan bayang-bayang kesengsaraan yang terjadi pada masa itu.

Sejarawan Peter Carey menyoroti kurangnya pengaturan manajemen proyek yang baik, menyebabkan penyelewengan dana. 

Apakah uang yang dikorupsi berasal dari anggaran Daendels atau perbuatan pribumi lokal masih menjadi tanda tanya.

Pemerintah kolonial memberikan gambaran anggaran terbatas, dan sistem kerja paksa akhirnya diterapkan untuk menyelesaikan proyek. 

Berkaitan dengan itu, pembangunan Jalan Raya Pos menelan korban sebanyak 30.000 orang.

Pembangunan Jalan Raya Pos tidak hanya menciptakan konektivitas, tetapi juga meninggalkan jejak tragis dalam sejarah. 

Proyek ini, meski memiliki dampak besar bagi masyarakat pada masa itu, juga menimbulkan kontroversi yang terus diperdebatkan dalam penelitian sejarah modern.