Rocky Gerung Bongkar Rahasia Debat Cawapres: Gibran Terperangkap atau Hanya Pamer Status?

Potret Rocky Gerung
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Pada debat cawapres baru-baru ini, pengamat politik Rocky Gerung memberikan kritikan pedas terhadap partisipasi Gibran Rakabuming Raka

PKB Pertimbangkan Lebih Banyak Wakil Anies Cak Imin: Belum Memiliki Niat Memasangkan dengan Sohibul

Dalam serangkaian komentarnya, Rocky menggambarkan debat tersebut seolah-olah dua cawapres sedang bermain-main dengan status anak raja.

"Seolah-olah mereka berharap dengan Gibran itu, soalnya ada di istana tuh," ujar Rocky dengan nada kritik. 

PDIP Jalin Komunikasi dengan Cak Imin Bahas Pilkada : Kami Cari Kesepakatan

Ia melanjutkan dengan merinci bahwa situasi psikologis debat menciptakan ketidakpastian, terutama ketika anak raja "bermain-main" dengan istilah-istilah teknis.

Rocky menyoroti strategi menguji Gibran dengan pertanyaan-pertanyaan teknis, seperti tentang istilah SGIE. 

Cak Imin Prihatin Liat Kondisi Tenda dan Fasilitas Calon Haji

Menurutnya, hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi Cak Imin untuk lebih menjelaskan dan tidak sengaja menjebak calon wakil presiden.

Sebagai penilaian kritis terhadap debat, Rocky menyoroti kurangnya fokus pada isu-isu substantif seperti etika politik dan penegakan HAM. 

Ia juga menekankan pentingnya moderator dalam mengarahkan perdebatan pada substansi yang dipilih oleh KPU.

Sementara itu, Gibran terlihat mencoba mempertahankan diri dengan mengulang janji-janji pembangunan dari ayahnya, Jokowi.

 Namun, kritikan Rocky menggambarkan bahwa Gibran tampak lebih seperti representasi tiga periode dengan versi yang kurang berkualitas.

Pertarungan ide di panggung debat juga menyoroti gagasan Anis Baswedan terkait pembangunan.

 Rocky menilai bahwa gagasan Anis tentang meningkatkan kota-kota besar yang sudah ada lebih rasional dibandingkan dengan membangun kota baru yang hanya menjadi mercusuar.

Sebagai penutup, Rocky Gerung menyimpulkan bahwa debat ini seharusnya menjadi pertanda serius bagi tim Cak Imin dan Gibran untuk memperbaiki strategi dan lebih fokus pada isu-isu yang substansial dalam debat-debat mendatang.