Dukung IKN, Ketua Pembina Yayasan Universitas Pancasila Usul Ibu Kota Pindah Tiap 200 Tahun
- Istimewa
Siap – Fakultas Teknik Universitas Pancasila (FTUP) kembali menggelar seminar rekayasa teknologi (Semrestek). Ini merupakan agenda tahunan yang diikuti sejumlah pakar.
Agenda yang digagas oleh FTUP itu mempertemukan ilmuwan, akademisi, periset, perekayasa, praktisi industri dan kalangan pemerintah.
Adapun tujuan Semrestek untuk saling bertukar informasi dan berbagi pengalaman, guna menjawab tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis.
Dalam pidatonya itu, Rektor Universitas Pancasila Prof. Edie Toet Hendratno mengatakan, kota sebagai fenomena terbesar abad 21, terus berkembang struktur dan komposisinya. Kurun waktu 65 tahun terjadi pergeseran populasi dari desa ke kota.
Menurutnya, hal itu membuat beban kota makin berat dengan tantangan dan degradasi lingkungan, kemacetan, infrastruktur, sanitasi yang menurun.
"Seminar nasional ini, sebagai seminar berskala nasional diharapkan memberi manfaat bagi pengembangan kota di masa mendatang," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Universitas Pancasila, Siswono Yudo Husodo menyatakan, bahwa dirinya memiliki pengalaman puluhan tahun dalam pengembangan kota baru di Indonesia.
Sebagai seorang developer, memiliki pengalaman bahwa pemerintah seringkali tertinggal dalam membangun infrastruktur dibandingkan kemampuan masyarakat mengembangkan rumah dan lingkungan.
"Sehingga infrastruktur seringkali tidak terencana dengan baik," katanya.
Menurut dia, ketimpangan infrastrukrue juga terjadi karena pembangunan yang hanya terpusat di Pulau Jawa.
"Maka persebaran penduduk sangat perlu, mengingat bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau, dengan lima pulau terbesar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua," ujarnya.
Karena itulah, Siswono menilai gagasan Presiden Soekarno untuk memindahkan ibukota negara, yang baru terlaksana di era Presiden Joko Widodo, sangat tepat, untuk menyebarkan penduduk.
Bahkan secara pribadi, Siswono mengusulkan agar tiap 200 tahun, ibu kota dipindahkan secara bergilir ke pulau-pulau besar lainnya.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital IKN Nusantara, Prof Mohammed Ali Berawi mengatakan, bahwa IKN yang dikembangkan akan memberi kontribusi aktif Indonesia dalam tiga kampanye global, yakni:
1. Biodiversity
Berupa melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati nusantara.
2. Lalu Climate Change
Nusantara berperan penting dalam memastikan tujuan netral karbon.
3. Sustainable Develeopment Goals
Nusantara akan memiliki Voluntary Local Review (VLR) sendiri untuk melacak pencapaian SDGs di tingkat lokal, dan mempercepat pencapaian Agenda Berkelanjutan PBB 2030.
Sedangkan menurut Vice President of Intelligent Transportation System (ITS) Indonesia, Ir. Resdiansyah dalam paparannya menyatakan, bahwa teknologi sistem cerdas dan jaringan pendukung yang menghubungkan seluruh infrastruktur kota modern diterapkan di Ibukota Negara Nusantara merupakan system yang bertujuan untuk menjadikan IKN sebagai kota dunia.
"Menjadi kota berkelanjutan dan menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.
"System smart city diterapkan dengan digitalisasi infrastruktur di IKN, akan mewujudkan IKN sebagai sebuah kota yang terencana dan cerdas," sambungnya.
Selanjutnya, paparan dosen FTUP, Prof Jonbi menyatakan, perlunya material canggih yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur di kota berkelanjutan.
"Selain itu pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara yang futuristic dan ramah lingkungan diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru di IKN," ujarnya.
Sehingga perlu dipastikan berjalan seimbang dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal, bukan malah meminggirkannya.
Ia menyarankan agar para stakeholder perlu memberikan prioritas penggunaan teknologi dan material hasil invensi bangsa sendiri untuk pembangunaan kota berkelanjutan.
"Penggunaan material maju impor, perlu dikombinasikan dengan material lokal, Peningkatan pengetahuan SDM pekerja proyek dan masyarakat lokal agar dapat berkontribusi dalam pembangunan."