Legislator Gerindra Sebut Banyak Warga Depok yang Terjebak Rentenir Demi Pesta Nikahan

Ilustrasi rentenir alias banke di Depok
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Jumlah warga Depok yang terjerat rentenir modus bank keliling alias Banke kian mengkhawatirkan. Ironisnya lagi, kebanyakan terjebak hanya karena gaya hidup. 

Legislator Gerindra Sindir Proyek Metro Stater Depok: Keledai Aja Nggak Mau Jatuh di Lubang yang Sama

Hal itu diungkapkan anggota DPRD Depok, Gerry Wahyu Riyanto. Menurutnya, kebanyakan yang terjebak banke ini karena ngotot bikin hajatan.

"Iya, yang mau hajatan itu kebanyakan memaksakan diri untuk membuat acara, sehingga memaksakan diri untuk meminjam ke bank keliling sampai dengan kelilit utang," katanya dikutip pada Minggu, 16 Maret 2025.

Menelisik Kiprah Bawaslu Depok di Pilkada 2024

Akibatnya, mereka pun terpaksa gali lubang tutup lubang demi mencicil tunggakan ke banke atau rentenir.

"Sampai banyak yang mengadukan kepada saya, salah satu faktor itu, memaksakan diri untuk membuat acara atau hajatan," ujar Gerry.

Depok Dikepung Banjir: Warga Terjebak hingga Gedung DPRD Terendam, Ini Update Ketinggian Ciliwung

Terkait hal itu, politisi Gerindra ini pun menghimbau, agar masyarakat yang ingin berkegiatan hendaknya sesuai dengan kemampuan saja, jangan dipaksakan.

"Misalnya contohnya kayak nikah, ya udah sesuai dengan aturan agama kita, atau misalnya nikahnya agama Islam semampunya aja, jangan dipaksakan," terang Gerry.

Sebab menurutnya, hajatan itu kan intinya silaturahmi, dan bisa dilaksanakan dengan cara-cara yang lain.

Gerry mengungkapkan, bunga utang banke cukup fantastis. 

"Bahkan yang terakhir yang saya dapat aduan pinjam Rp25 juta harus dikembalikan Rp30 juta," tuturnya.

"Itu jangka waktu tiga bulan Rp30 juta, ada juga masyarakat yang minjam Rp10 juta harus mengembalikan Rp15 juta. Nah jadi banyak variannya lah," sambung dia.

Terkait persoalan tersebut, Gerry mengaku pihaknya telah berulang kali melakukan advokasi pada warga yang terjerat utang pada rentenir.

"Jadi ya kami lakukan sebisa mungkin, supaya bunganya itu dihapuskan. Tapi bicara masalah pokok-nya ya dibayarkan, kalau bicara bunga ya tolong kita minta tolong di hapuskan, dan pokoknya untuk tetap dibayarkan."