Waspada! Megathrust 'Meledak', Banten-Lampung-Jakarta Digulung Tsunami

Tsunami Banten-Lampung-Jakarta, ancaman Megathrust mengintai.
Sumber :
  • Dokumentasi BRIN

SiapIndonesia berada di tengah Cincin Api Pasifik, sebuah wilayah yang sangat rawan gempa dan tsunami akibat pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia.

Peringatan BMKG: Tsunami Bisa Hantam Yogyakarta saat Arus Mudik 2025

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mengingatkan potensi ancaman Megathrust di Indonesia, yang bisa mengakibatkan bencana dahsyat.

Salah satu segmen Megathrust yang paling rawan adalah di sepanjang Pantai Selatan Jawa hingga Selat Sunda.

Kondisi Angin Kencang yang Terjadi Belakangan Ini Akhirnya Terungkap, BMKG: Terdapat Siklon Talilah, Potensi....

Jika energi terpendam di segmen ini terlepas, dampaknya bisa sangat besar: gempa dahsyat hingga magnitudo 8,7 dan tsunami setinggi 20 meter.

Ancaman Megathrust yang Memicu Tsunami Setinggi 20 Meter

Aceh Dilanda Gempa Jelang Magrib, Saksi: Terasa Sampai Medan

Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, menjelaskan bahwa jika segmen Megathrust ini "pecah", energi besar yang terkumpul selama bertahun-tahun akan memicu guncangan kuat atau gempa.

Gempa ini akan menyebabkan pergeseran kolom air laut, menciptakan gelombang besar yang akan bergerak ke segala arah, termasuk ke daratan, yang kita kenal sebagai tsunami.

Menurut Nuraini, tsunami yang dipicu oleh gempa ini bisa sampai ke Jakarta dengan ketinggian antara 1 hingga 1,8 meter.

"Contoh untuk segmen yang M 8,7 di Selatan Pangandaran. Jadi kalau dilihat ini kan jaringan dan perjalanan gelombang. Dari sumber (Megathrust) dia kemudian terus masuk ke Selat Sunda," kata Nuraini, seperti dikutip, Sabtu, 8 Maret 2025.

Nuraini menambahkan, tsunami besar yang terbentuk di selatan Jawa ini akan melintasi pesisir Banten dan Lampung sebelum akhirnya mencapai Jakarta dalam waktu sekitar 2,5 jam.

Tsunami Banten-Lampung-Jakarta, ancaman Megathrust mengintai.

Photo :
  • Google Maps

“Yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara,” jelasnya.

Menurut simulasi BRIN, tsunami yang terbentuk akan mencapai pesisir selatan Jawa dalam waktu sekitar 40 menit, sementara Lebak hanya membutuhkan waktu 18 menit untuk terimbas.

Untuk wilayah Jakarta Utara, tsunami dengan ketinggian sekitar 1,8 meter diperkirakan akan tiba dalam waktu 2,5 jam setelah gempa.

Sedangkan untuk Lampung yang terletak menghadap Selat Sunda, tsunami diperkirakan akan menyapu seluruh wilayah pesisirnya.

Nuraini menegaskan bahwa tinggi tsunami di tiap daerah akan berbeda-beda, dengan pesisir Banten dan pesisir utara Jakarta yang terkena dampak paling besar.

"Semua pesisir Banten itu akan terdampak tetapi dengan tinggi yang berbeda-beda. Di Jakarta juga seluruh pesisir utara Jakarta akan kena," bebernya.

BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi telah melakukan simulasi yang menunjukkan bahwa segmen Megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi yang sangat besar.

Jika dilepaskan, guncangan gempa dengan magnitudo 8,7 hingga 9,1 akan memicu tsunami dengan ketinggian yang sangat tinggi.

Di pesisir selatan Jawa, gelombang tsunami diperkirakan bisa mencapai 20 meter, sementara di Selat Sunda bisa mencapai 3-15 meter.

"Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya," ungkap Rahma.

Selain itu, dampak gempa dan tsunami tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik.

Jakarta, sebagai kota padat penduduk, akan sangat rentan terhadap dampak sosial dan ekonomi dari bencana ini.

"Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa," tambah Rahma.

BRIN mengajak masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman Megathrust yang bisa memicu gempa dahsyat dan tsunami.

Tsunami yang dipicu oleh gempa besar ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, kematian, cedera, serta gangguan layanan dasar yang sangat besar.

Penting bagi masyarakat untuk memahami potensi bencana ini dan mempersiapkan diri dengan langkah mitigasi yang tepat.