Hasil Pemangkasan Anggaran Disuntikan Jadi Modal Awal Danantara, Ekonom: Pemulihan Ekonomi Justru Melambat
- istimewa
Siap –Pemangkasan anggaran yang gencar dilakukan di 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran ditujukan untuk modal awal Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
Hal itu menuai sorotan public salah satunya dari Ekonom Achmad Nur Hidayat, dirinya menilai suntikan dana yang diambil dari pemangkasan anggaran untuk modal awal Danantara merupakan kebijakan yang salah.
Karena kebijakan tersebut berdampak sangat buruk bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan publik.
Adapun Achmad mengungkapkan, pemotongan anggaran tersebut seharusnya digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, bukan malah untuk jadi modal awal Danantara.
“Bukan malah dikunci dalam investasi jangka panjang yang tidak memberikan dampak langsung,” kata Achmad dalam keterangannya, Rabu 26/2/2025.
Achmad mengatakan, dalam kondisi ekonomi yang sedang berjuang untuk bangkit, kebijakan yang diambil Presiden Prabowo tersebut malah akan memperparah ekonomi Indonesia.
“Bahkan bisa memperlambat pemulihan ekonomi,” terangnya.
Pendiri Narasi Institute itu juga mengingatkan bahwa kebijakan anggaran negara seharusnya mencerminkan smart spending, yaitu pengeluaran yang memberikan dampak maksimal dalam waktu sesingkat mungkin.
Lebih lanjut, Achmad menjelaskan, ketimbang menyimpan dana dalam bentuk investasi yang baru akan terlihat manfaatnya dalam jangka panjang, akan lebih baik jika dana pemangkasan anggaran digunakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
“Khususnya untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui berbagai program yang berdampak langsung,” tuturnya.
Setiap rupiah yang dihemat dari efisiensi anggaran akan lebih baik jika dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan dikunci dalam bentuk investasi jangka panjang yang hasilnya masih belum pasti.
“Negara ini membutuhkan stimulus yang dapat langsung memperbaiki kondisi masyarakat,” imbuhnya.
Dirinya mencontohkan seperti menciptakan program lapangan pekerjaan, investasi subsidi untuk menjaga daya beli masyarakat serta peningkatan layanan kesehatan adalah lebih penting dibelanjakan di jangka pendek.
“Dengan begitu, rakyat yang kesulitan bisa segera mendapatkan bantuan, konsumsi akan meningkat, dan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga,” tungkasnya.