Pengamat Ungkap Rahasia Acara Makan Siang Jokowi dan Capres 2024: Rekonsiliasi atau Pencitraan ?

Jokowi dan 3 capres makan siang
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com

Siap –Pertemuan dan acara makan bersama yang berlangsung di Istana Negara kemarin antara Presiden Jokowi dan tiga calon presiden (Capres) untuk Pemilu 2024 telah menciptakan dampak yang signifikan dalam komunikasi politik. 

Respon Jokowi Atas Putusan DKPP Berhentikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Keppres Belum Masuk

Pendapat Pengamat Komunikasi, Jokhanan Kristiyono, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut telah mempengaruhi citra positif dan negatif.

Dampak positif dari pertemuan ini, seperti yang dijelaskan oleh Jokhanan, adalah bahwa pertemuan tersebut dapat diartikan sebagai langkah positif menuju rekonsiliasi, kolaborasi, dan kerja sama antara berbagai pihak yang sebelumnya bersaing atau berseberangan. 

PKB Sebut Ridwan Kamil Nggak Ada Nama di Jakarta, Elektabilitas Anies Belum Ada yang Ngalahin

Hal ini mencerminkan semangat demokrasi, dialog, dan perdamaian. 

Citra positif ini dapat tercipta jika pertemuan dilakukan secara terbuka, transparan, dan dengan niat baik untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.

PKB Pertimbangkan Lebih Banyak Wakil Anies Cak Imin: Belum Memiliki Niat Memasangkan dengan Sohibul

Namun, pertemuan semacam ini juga dapat dianggap sebagai tindakan politik pragmatis atau strategis, menciptakan dampak negatif.

 Beberapa pihak mungkin melihatnya sebagai upaya pencitraan atau untuk kepentingan politik pribadi, terutama jika pertemuan tersebut tidak diikuti dengan tindakan konkret yang mendukung kesejahteraan masyarakat atau penyelesaian masalah yang lebih besar.

Menurut Jokhanan, pertemuan antara pemimpin politik yang berasal dari kubu berseberangan atau partai yang berbeda adalah hal yang umum, bahkan terjadi di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat. 

Dia mengambil contoh pertemuan antara Presiden terpilih Donald Trump dan pesaingnya, Hillary Clinton, setelah pemilu 2016. Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan persatuan setelah pemilu yang sengit.

Di Amerika, anggota Kongres dari partai yang berbeda terkadang bekerja sama dalam isu-isu tertentu, seperti RUU reformasi imigrasi yang melibatkan anggota Kongres dari kedua partai, Partai Demokrat dan Partai Republik.

Namun, persepsi masyarakat terhadap pertemuan semacam ini sangat tergantung pada konteks politik, perilaku pemimpin yang terlibat, dan hasil dari pertemuan tersebut. 

Dalam banyak kasus, pertemuan semacam ini dapat membantu meredakan ketegangan politik dan membangun persepsi bahwa ada dialog bahkan kerja sama di antara berbagai pihak, tetapi hasilnya akan bergantung pada bagaimana pertemuan tersebut dijalankan dan apakah janji-janji atau kesepakatan konkret diikuti dengan tindakan yang konsisten.

Dalam konteks pertemuan Presiden Jokowi dengan tiga Capres 2024, mungkin ada opini yang dibangun bahwa mereka tidak sedang bersitegang. 

Namun, terdapat tudingan terhadap Presiden Jokowi terkait gagasan jabatan presiden tiga periode dan politik dinasti. 

Jokhanan berharap agar Presiden dapat menjelaskan situasinya terkait hal ini.

Dalam komunikasi politik, kata-kata dan tindakan pemimpin dapat memiliki makna yang beragam, dan hal ini sangat tergantung pada bagaimana hal tersebut diterima oleh masyarakat. 

Bagi Jokhanan, pertemuan Presiden Jokowi dengan tiga Capres menjadi catatan positif, menunjukkan tradisi yang baik dalam politik.

Presiden Jokowi mendapatkan pujian karena pertemuan tersebut.