Konflik Hebat Ibu Lurah vs Ibu PKK: Persaingan Sengit, Gonjang Ganjing Negeri Bakal Berlanjut?

Ibu lurah vs Ibu PKK
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

Siap –Sebuah kejadian yang mengejutkan telah mengguncang Kelurahan Wakanda, Sol dan Semarang, yang merupakan fokus perhatian kita hari ini. 

Pelaku Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Pegi Setiawan Diduga Dibantu Sang Ayah saat Buron

Semua dimulai dengan munculnya sebuah spanduk dengan tulisan kontroversial, 'Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jowone,' yang tiba-tiba muncul di wilayah Kelurahan Tengah.

Kejadian ini menjadi lebih rumit ketika setelah penyelidikan yang intensif, terungkap bahwa spanduk ini adalah hasil karya Kepala Badan Intelijen Kelurahan, yang membuat Ibu Lurah sangat marah. 

Pilu, Tak Kuat Menahan Air Mata, Ayah Vina Ungkap Detik detik Kematian Sang Putri di Pelukannya

Spanduk ini menjadi katalisator bagi perpecahan di dalam komunitas setempat.

Spanduk Petruk yang membingungkan ini kemudian dianggap sebagai sebuah blunder besar yang menyebabkan Ibu Lurah menyalahkan Pak Lurah. 

Prof Tjipta Bongkar Rahasia Terkait Pencalonan Gibran Dinasti Ingin Lanjutkan Kekuasaan Kepada Anak

Meskipun begitu, masih ada ruang kompromi dengan Ibu PKK, walau sejak awal Ibu Lurah telah menegaskan bahwa Ibu Banteng tidak dapat dipegang omongannya.

Ibu Lurah ingin mengganti Kepala Badan Keamanan Kelurahan, namun permasalahan muncul karena Pak Lurah sudah membuat kesepakatan dengan Ibu PKK. 

Sekarang, melalui anak laki-laki Ibu PKK yang menjadi SekLurah, tampaknya sebuah kesepakatan hampir tercapai antara Pak Lurah dan Ibu Lurah. 

Ibu PKK mengajukan proposal untuk tidak lagi mendukung Pak RT, yang sebelumnya sudah ditunjuk sebagai cawalurah oleh Ayah.

Pak Rw tidak akan dipecat dari organisasi Banteng, tetapi akan diperlakukan seperti anak yang durhaka yang telah kabur dari rumah.

Namun, Ibu PKK juga menarik kembali rencananya untuk menarik dukungan terhadap hulubalang setelah Pak Lurah tertawa.

Pak Lurah mengajukan janji untuk tidak melakukan reshuffle hulubalang dalam organisasi Banteng. Dengan catatan bahwa hulubalang-hulubalang ini tidak melakukan dosa besar, ia akan memberikan dukungan penuh untuk Ayah dan Pak RW.

Namun, di depan publik, ia akan tetap netral dan tidak akan mengganggu Organisasi Banteng dalam Pemilu Wakil Kelurahan.

Kini, pertaruhan terlihat semakin tinggi. Jika Ayah dan Pak RW berhasil, Geng Banteng akan menerima kembali Pak RW. Sebagai kompensasi, mereka akan diberikan jabatan hulubalang dalam Organisasi Banteng.

Di sisi lain, jika Pak Uban dan Pak McD berhasil, Organisasi Banteng akan melanjutkan program strategis Pak Lurah, memberikan tiket kepada Pak Rw untuk maju dalam PilRW, dan memberikan keamanan bagi Pak Lurah dan keluarganya setelah pensiun.

Semua taktik ini bertujuan untuk mempertahankan pendukung Pak Lurah agar tidak beralih ke organisasi lain, termasuk organisasi Mawar Merah yang baru dipimpin oleh Bro Sunsang, putra bungsu Pak Lurah. 

Selain itu, mereka berupaya menghentikan perpindahan pendukung dari Pak Uban ke Ayah. 

Pak Lurah berharap taktik ini akan membantunya mengurangi musuh, memungkinkan fokus pada memenangkan Ayah dan Pak RW, serta organisasi Mawar. Dan juga memberikan jaminan untuk masa depan jika jagoannya tidak terpilih pasca tahun 2024.

Namun, sayangnya, Organisasi Banteng tampaknya tidak setia pada janjinya. Mereka terlibat dalam tindakan yang tidak sejalan dengan komitmen mereka.

 Bung Adi, mantan aktivis, dan Mas FX, mantan RT, terlibat dalam serangan terhadap Pak RW dengan memicu isu tiga periode, yang kemudian membuat Putri Ibu PKK terburu-buru memberikan klarifikasi.

Organisasi Banteng juga tidak melarang buzzer untuk menyerang Pak RW melalui Pak Lurah, dengan alasan bahwa buzzer tersebut tidak berada di bawah kendali mereka.

Organisasi Banteng aktif dalam operasi media, termasuk mendanai diskusi dan podcast untuk menjaga isu-etika politik Pak Rw dan Mahkamah Keluarga tetap relevan.

Pak Lurah menyadari bahwa menggunakan tangan Opung akan meningkatkan ketegangan, meskipun efektif dalam mengatasi masalah. 

Oleh karena itu, Opung dengan sengaja dijauhkan dari medan pertempuran dengan alasan berobat di Singapura, dan posisinya digantikan oleh Pak Es Teh.

Namun, secara diam-diam, Opung memiliki agenda tersendiri untuk mempengaruhi komunikasi antara Pak Lurah dan Ibu Banteng agar pengaruhnya dapat naik kembali.

Ia juga mencoba untuk mempengaruhi Pak SekLurah agar mundur atau direshuffle.

Yang perlu diingat, Pak Lurah selalu memantau semua yang terjadi.

Ia selalu siap dengan strategi balik jika situasi memanas. Dengan demikian, kita semua harus bersabar karena beberapa bulan ke depan, Kelurahan kita akan terus menjadi pusat perhatian.

Tak ketinggalan, warganet juga turut memberikan komentarnya mengenai perdebatan antara Ibu Lurah dan Ibu PKK. 

"Perang antar geng.. ngurus negara ga pernah seruwet ini di rezim² sebelumnya

Emak² tantruman udahlah pada jaga cucu masing² aja kenapa sik?? abisin masa lansia dgn tenang drpd bikin ruwet 1 republik,"Kata akun @syaxxx

"Smpai sgitunya ya mreka mngejar kekuasaan, mnusia2 serakah kek bgini brbahaya bila brada dlam pmerintahan. Udah pda tua bukanya mndekatkn diri pda Yang Maha Esa tpi msiiiihh aja haus kkuasaan,"kata akun @Putxxx

"wkwkw... ngawur koen ! Nyimpen keris kok di punggung... di pinggaaangggg..! wkwk, "Kata akun @ketoxxxx

 

Mereka mengecam perang antar geng dalam politik dan berharap bahwa para pemimpin akan lebih fokus pada kepentingan rakyat daripada saling berkonflik demi kekuasaan.