Ungkit Sederet Pengorbanan Saat Tugas, Sandi Bongkar Kelakuan Anak Pejabat di Damkar Depok yang Hobi Bolos
- siap.viva.co.id
Siap – Keputusan Pemerintah Kota Depok yang memecat Sandi Butar Butar sebagai anggota Damkar menuai sorotan banyak pihak lantaran dinilai tak lazim. Lantas benarkah demikian?
Sandi sendiri mengaku, dirinya sama sekali tidak tahu apa yang melatarbelakangi pemecatan ini.
"Ya, saya nggak tahu kesalahan saya apa? Apakah mungkin dari dendam pribadi mereka? Atau seperti apa dari Bu Tesy (Plt Kabid Damkar)?" katanya dikutip pada Rabu, 8 Januari 2025.
Mantan petugas Damkar Depok juga menduga, hal ini berkaitan dengan urusan pribadi antara dia dengan sang atasan.
"Mungkin saya menyerang dia secara pekerjaan ya. Saya juga udah dapet banyak bisikan kemarin-kemarin dari sesepuh warga Mekarsari, ternyata dia itu adalah lurah yang pernah didemo warganya karena masalah IMB dan tanah. Nah memang saya sering berkontra sama dia," jelansya.
Namun yang jelas, Sandi mempertanyakan standarisasi pemecatan atau tidak lanjutnya kontrak kerja sebagai tenaga honorer di Damkar Depok.
Sebab, ia mengklaim cukup profesional dalam menjalankan tugas selama 10 tahun mengabdi pada dinas tersebut.
"Kalau dibilang masuk, saya masuk terus. Apa yang dikomandokan mereka, saya selalu menyelesaikan tugas saya. Sampai saya kena luka bakar, saya patah tulang dan lain-lain, saya selalu seperti itu," tegasnya.
Lebih lanjut Sandi juga mempertanyakan standarisasi petugas Damkar di Kota Depok.
"Nggak tahu juga standarnya mereka itu seperti apa. Kalau tinggi badan, saya tinggi badan ada kok. Kalau untuk kinerja, boleh tanya teman-teman saya dan fakta lapangan seperti apa. Apakah saya pernah melanggar SOP dalam pekerjaan? Sampai saya kena luka bakar," keluhnya.
"Bahkan, sampai waktu itu ada pernah tugas ngambil motor di septic tank penuh kotoran yang gabung dengan 15 kontrakan. Saya sampai muntah-muntah saya yang masuk sendiri," sambungnya.
Tak cuma itu saja, Sandi juga mengaku pernah bertaruh nyawa dengan mengemban tugas sebagai Ksatria Biru (Damkar).
"Saya pernah jatuh di ketinggian, saya pingsan. Saya juga bingung standarisasinya mereka seperti apa? Apakah standarisasi bawaan pejabat?" tanya Sandi heran.
Dirinya merasa menjadi korban dari praktik kolusi di Kota Depok.
"Teman-teman juga tahu kok, ada anak salah satu PNS itu 5 bulan, 6 bulan nggak masuk. Udah beberapa kali tapi dia masih tetap diperpanjang kontrak," katanya.
Alibi Pemkot Depok
Sementara itu, Pj Sekda Depok, Nina Suzana menegaskan, bahwa pemberhentian Sandi telah sesuai aturan, sehingga kontrak kerjanya tak lagi diperpanjang.
Namun Nina enggan merinci secata detail penyebab kontrak kerja Sandi tak dilanjut.
"Ada hasil ini juga, penilaian kinerja," katanya.
Lebih jauh Nina membantah, jika pemberhentian atau pemecatan Sandi disebabkan kepentingan politik.
"Pemerintah memang ada istilah korban politik? Kalau dia merasa korban politik malah kali dia yang berpolitik," tuturnya.
Menurut Nina, keputusan ini murni berdasarkan penilaian kinerja.
"Yang dilihat dari kinerja, semua PKPT itu kontraknya satu tahun sekali dan setiap tahun dievaluasi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Sandi kerap menyita perhatian publik lantaran dirinya berani membongkar dugaan praktik korupsi di tempatnya bekerja.
Bahkan, belum lama ini ia juga kembali melaporkan hal itu ke pihak Kejaksaan Negeri Depok.