Tak Gentar Hadapi Kolonial Belanda, Ini Jejak Perlawanan Pahlawan Perempuan Rasuna Said

Pahlawan perempuan Rasuna Said
Sumber :
  • Dok/dkiprov.go.id

Selain mengajar, Rasuna Said turut memperjuangkan wanita lewat ranah politik, dengan bergabung di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang, kemudian menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia. Perempuan berdarah Minang ini kerap memberikan pidato berisi pesan anti kolonialisme di tengah masyarakat.

PBB Kutuk Serangan Zionis Israel kepada Warga Gaza, 70 Persen Korban Anak-Anak dan Perempuan

Hal yang membuatnya menjadi wanita pejuang pertama yang terkena hukuman speechdelict, yaitu hukuman yang ditujukan pada orang-orang yang berbicara menjelek-jelekkan atau mendesak pemerintahan Belanda di depan umum.

Pada 1932, Rasuna Said ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda karena kemampuan dan cara berpikirnya yang kritis. Setelah keluar dari penjara, Rasuna Said meneruskan pendidikan di Islamic College, pimpinan KH Mochtar Jahja dan Dr Kusuma Atmaja.

Menakar Peluang Lolos Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026, Begini Hitungan Realistisnya

Rasuna Said juga dikenal dengan tulisan-tulisannya yang tajam. Pada tahun 1935 Rasuna menjadi pemimpin redaksi di majalah Raya. Majalah ini dikenal radikal, bahkan tercatat menjadi tonggak perlawanan di Sumatra Barat. Namun Polisi Rahasia Belanda (PID) mempersempit ruang gerak Rasuna dan kawan-kawan.

Pahlawan perempuan Rasuna Said

Photo :
  • Dok/dkiprov.go.id
Viral, Seorang Perempuan Dijadikan Budak dan Dirudapaksa Majikan Sejak Kelas 2 SD?

Pada 1937 di Medan, Rasuna mendirikan perguruan putri untuk menyebarluaskan gagasan-gagasannya dengan membuat majalah mingguan bernama Menara Poeteri. Koran ini banyak berbicara soal perempuan.

Meski begitu, sasaran pokoknya adalah memasukkan kesadaran pergerakan, yaitu antikolonialisme, di tengah-tengah kaum perempuan.

Halaman Selanjutnya
img_title