Inovasi Karang Taruna Cibaduyut, Bandung: Mengubah Cara Pengolahan Sampah Tanpa Asap

Insiator alat pengolahan sampah tanpa asap
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

Siap –Karang Taruna Cibaduyut, Bandung, telah menciptakan inovasi luar biasa yang mengubah cara pengolahan sampah di wilayah mereka. 

Tahu Sumedang: Camilan Legendaris dengan Rasa yang Menggugah Selera

Dengan alat pembakaran sampah yang mereka sebut 'Jozef,' warga kini dapat membakar sampah tanpa menghasilkan asap.

Ketua Karang Taruna RW 08 Cibaduyut, Yosep Barkah Ibrahim, secara swadaya membangun alat pembakaran sampah atau insinerator ini. 

Bareskrim Polri Gerebek Tiga Lokasi Jaringan Narkoba Internasional di Jawa Barat

Ia memulai risetnya sejak tahun 2005, setelah melihat dampak bencana di TPA Leuwigajah. Yosep khawatir bahwa tanpa solusi yang cepat, Kota Bandung akan berubah menjadi gunung sampah.

"Insinerator Jozef" telah mengantongi sertifikat lolos uji emisi dari Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan (LPKP). Hasilnya, asap insinerator Jozef berada di bawah batas baku mutu, meskipun memerlukan beberapa penyempurnaan sesuai standar.

UI Gelar Workshop Anti Korupsi di SMAN 2 Cibinong, Tekankan Pentingnya Integritas Generasi Muda

Jozef mengatakan bahwa insinerator ini aman untuk lingkungan, tidak menghasilkan asap hitam berbahaya. Meski begitu, Yosep terus melakukan riset dan penyempurnaan terhadap insinerator ini.

Awalnya, insinerator dibuat dengan bahan drum besi, namun kemudian dikembangkan dengan material yang lebih mumpuni, meskipun biaya pembuatannya bisa mencapai Rp50-Rp100 juta. Sekarang, insinerator telah dikembangkan dengan sistem filtrasi hingga enam lapis.

Sistem insinerator ini memiliki dua ruang, yaitu ruang pembakar sampah padat dan ruang pembakar asap. Kedua ruangan tersebut bereaksi aktif pada temperatur ideal yang berbeda.

Prosesnya adalah, di ruang bawah tempat pembakaran sampah padat, asap dihasilkan. Kemudian, asap diolah kembali di ruang kedua, sehingga terjadi pembakaran lagi di sana. Oleh karena itu, diperlukan material khusus untuk membangun insinerator.

Untuk proses awal, mereka menggunakan batok kelapa kering sebagai bahan bakar permulaan untuk memanaskan insinerator. Insinerator ini mampu mengolah 3 ton sampah per hari dan beroperasi setiap malam mulai dari pukul 21.00-00.00 WIB.

Masyarakat di sekitarnya merasa sangat terbantu, terutama karena pengangkutan sampah yang lebih lancar dan tidak ada lagi tumpukan sampah di rumah-rumah warga. Sampah anorganik juga telah dipilah dan dimasukkan ke bank sampah.

Beberapa daerah lain, seperti Ciparay, Majalaya, Masamba Sulawesi Selatan, Sumedang, Garut, dan Perumahan Kopo Sari Bandung, juga memesan insinerator Jozef.

Ketua Karang Taruna Cibaduyut, Yosep Barkah Ibrahim, berharap melalui insinerator Jozef, impian untuk membuat Kota Bandung bersih dari sampah bisa menjadi kenyataan.

Camat Bojongloa Kidul, Judy Hermawan, menambahkan bahwa di Kecamatan Bojongloa Kidul, sudah ada enam kawasan bebas sampah (KBS) dengan beragam sistem pengolahan sampah.

Salah satunya adalah metode insinerator yang telah diciptakan oleh putra-putra terbaik masyarakat mereka. Produk ini terus berkembang dan aman untuk lingkungan.