Ngotot Kasus Vina Cirebon adalah Pembunuhan, Ini Sederet Kejanggalan Pengakuan Marliyana
- Istimewa
Siap –Meski beragam bukti serta saksi telah bermunculan terkait peristiwa kasus Vina Cirebon yang lebih mengarah pada insiden kecelakaan lalu lintas, namun Marliyana Kakak Vina yang tetap ngotot bahwa adiknya tewas lantaran aksi pembunuhan.
Usut punya usut, ternyata pengakuan Marliyana kakak Vina Cirebon yang ngotot kasus Vina Cirebon adalah peristiwa pembunuhan bertolak belakang dengan pengakuan para saksi alisa terdapat kejanggalan.
Mulai dari dua wanita kurus dan gemuk, isi handphone Vina sampai dugaan motif kasus Vina Cirebon.
Diketahui, Marliyana pernah curiga pada dua wanita yang menjemput Vina Cirebon. Kala itu Marliyana menyebut bahwa ada dua wanita kurus dan gemuk setelah magrib menjemput adiknya sebelum adiknya tewas dalam tragedi kasus Vina Cirebon.
"Posisinya yang pergi sama adik saya itu perempuan. Bonceng tiga satu motor. Posisi masuk rumah ke gang, temannya itu nunggunya di motor. Satu gemuk satunya kurus," kata Marliyana di media berbagai platform.
Namun, Marliyana mengaku tak melihat wajah wanita tersebut karena gelap.
Kekinian, apa yang disebut oleh Marliyana berbanding terbalik dengan keterangan wanita kurus dan gemuk adalah Widia Sari dan Mega Lestari.
Mega memang bertubuh gemuk dan Widi kurus.
Hanya saja, Widia Sari dan Mega Lestari tidak menjemput Vina pada malam hari.
Pertama pada pukul 12.30 WIB, Sabtu 27 Agustus 2016, Widia Sari bersama Mega Lestari menjemput Vina di depan gang rumahnya di Samadikun Cirebon.
Mereka bertiga kemudian pergi ke rumah Widia Sari. Sore harinya pukul 15.30 WIB, Vina diantar Mega Lestari ke rumah Marliana.
Sore itu Vina berniat meminta uang pada Marliana.
"Aku gak masuk, ini kontrakannya aku di sininya. Iya (lihat rumah) aku gak dibolehin masuk. Kelihatan dari samping," kata Mega Lestari.
Vina bahkan pergi dari rumah Widi sebelum magrib, bukan malam hari.
Selain itu, masih terkait Widi dan Mega, pengakuan Marliana soal kasus Vina Cirebon juga terbantahkan.
Marliana mengatakan isi handphone Vina hanya terdapat satu chat.
"Hanya ada satu chattingan dan chattingannya itu tersisa chat yang dua hari lalu," kata Marliana.
Padahal dari hasil ekstrasi handphone Vina menurut kuasa hukum Saka Tatal, Edwin Partogi Pasaribu, terdapat chat dari Widia Sari dan Mega Lestari.
Hal ini senada dengan cerita Widia Sari yang ditelepon Vina untuk diajak main.
"Jadi, keterangan Widi dan Mega itu tidak berdiri sendiri, didukung bukti percakapan," kata Edwin Partogi Pasaribu.
Kendati demikian, Marliana tetap meyakini bahwa Vina tewas dibunuh, bukan kecelakaan.
"Saya dan keluarga meyakini bahwa ini pembunuhan, kami keluarga tidak terima bahwa ini dikatakan laka lantas. Karena luka yang adik saya alami berbeda jauh dengan kecelakaan, kalau dibilang kecelakaan," kata Marliana.
Marliana juga menyebut motor yang dikendarai Eky tidak rusak.
"Saat itu saya lihat gak (rusak). Gak ada (luka keseret). hanya kepala itu lunak, terus kaki sama tangan itu tulangnya remuk," kata Marliana.
Sedangkan menurut Ismail dan Adi saksi kasus Vina yang baru baru ini muncul menyebut bahwa Eky mengendarai motor membonceng Vina dengan ugal-ugalan.
Pengakuan Ismail yang juga saksi mata di lokasi kejadian menyebut, Eky mengendarai motor secar zig-zag.
"Kayak orang mabuk gitu," kata Ismail. Saat di Jembatan Talun Cirebon, Eky standing lalu kehilangan keseimbangan hingga motornya menabrak trotoar.
"Badannya ke tiang," kata Ismail.