Mengejutkan, SMRC Bongkar Hasil Survei Soal Politik Uang, Hasilnya Bikin Geleng-geleng
- Istimewa
"Ada 44 persen memang yang toleran, tidak mempersoalkan halal dan haramnya, tidak memperhatikan hukum, tidak memperhatikan rasa malu, kalau dikasih, ya dikasih saja, tetapi mereka belum tentu memilih. Yang memilih, dari 10 kasus, hanya satu,” tuturnya.
Saiful menekankan, pihaknya melacak 11 persen pemilih yang akan menerima politik uang dan memilih calon yang memberi itu tidak mudah.
Akibatnya, para politikus pelaku politik uang menjadi spekulan. Mayoritas warga yang menoleransi politik uang atau menganggap politik uang sebagai sebagai sesuatu yang wajar tidak memilih berdasarkan pemberian uang.
“Kebanyakan mereka mengambil uangnya, tetapi tidak memilih berdasarkan pemberian uang,” ujarnya.
Lebih lanjut Saiful mengatakan, hal itu menunjukkan adanya variasi tingkat kerentanan pengaruh politik uang terutama menurut wilayah desa-kota, pendidikan dan pendapatan. Dari aspek wilayah, orang yang tinggal di perdesaan lebih rentan dibanding yang di perkotaan.
Total ada sekitar 14 persen dari populasi pemilih di pedesaan atau 31 persen dari 44 persen yang toleran yang rentan terpengaruh politik uang.
Sedangkan di perkotaan, hanya 9 persen atau 22 persen dari 42 persen.