Federico Bernardeschi: Di Italia Ngopi di Atas Jam 11 Bisa Masuk Penjara

Federico Bernardeschi
Sumber :
  • derbyderby

Siap – Dewasa ini ngopi sudah menjadi budaya. Kopi yang tadinya hanya dinikmati orang tua kini sudah diganderungi semua kelompok umur pria dan wanita.

Begini Respons Biden Ketika Presiden Prabowo Sebut soal Gaza

Perubahan ini mengakibatkan perilaku konsumsi kopi menjadi gaya hidup di banyak tempat. Tapi perlu di ingat, selama berada di Italia kita tidak bisa sembarangan ngopi.

Ya, budaya ngopi di Italia berbeda dari negara lain. Setiap jenis kopi tidak bisa dinikmati secara serampangan. Ada waktu dan momen khusus untuk menikmati jenis tertentu seperti cappuccino, espresso, latte, hingga macchiato.

Presiden Prabowo Ajak Perusahaan Besar Amerika Investasi di Indonesia

Dan bagi orang Italia ngopi adalah bagian paling sakral dalam hidup. Semua kalangan merasakannya, termasuk juga para pesepak bola.

Ini pula yang dirasakan oleh Federico Bernardeschi. Dia tahu betul betapa berharganya secangkir kopi dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menikmati kopi terbaik.

Trump Telepon Presiden Prabowo, Begini Katanya

Soal waktu, pemain yang sudah dua tahun berkarier di Toronto FC mengakui bahwa menyeruput cappuccino di Italia ada peraturannya.

“Setelah jam 11 pagi itu ilegal di Italia. Kamu akan masuk penjara. Ingat, berhenti pesan cappuccino  setelah jam 11 pagi,” kata Federico Bernardeschi di Tiktok Toronto FC.

Berbekal pengalaman dua tahun di MLS, ia juga membedah perbedaan budaya ngopi di Italia dan Amerika Serikat. Menurut Berna, ngopi di Italia jadi kesempatan masyarakat bercerita satu sama lain.

Duduk di café, ngobrol beberapa menit adalah budaya turun temurun. Tidak ada orang yang memesan kopi dalam cup dan meminumnya sambil berjalan kaki.

“Konsep tentang kopi di Amerika dan Italia berbeda. Di Italia kamu memesan kopi dengan temanmu, ngobrol di café, rasakan kopi, menikmatinya, habiskan waktu 25-30 menit berbicara,” Berardeschi menerangkan.

“Di Amerika kamu membawa kopi dengan cup dan kamu berjalan di jalanan. Kamu tidak punya waktu untuk apa pun. Di Italia kami menyebutnya ‘manisnya hidup’ . Jadi ini sangat berbeda,” tutup pemain yang bawa Italia juara EURO 2020.