Hati-Hati Riccardo Calafiori! Pemain Italia di Arsenal Gagal Semua

Riccardo Calafiori resmi ke Arsenal
Sumber :
  • bbc.com

Siap – Riccardo Calafiori akhirnya resmi menjadi milik Arsenal. Ia digaet dari Bologna dengan kontrak jangka panjang berdurasi lima tahun.

Menunggu Pulangnya Alexis Sanchez ke Udinese dengan Cara Romantis

Bek muda timnas Italia tampil mempesona musim lalu. Hal itu ia teruskan bersama Gli Azzurri pada ajang EURO 2024 kemarin.

Berkat performa inilah Arsenal kepincut pada Calafiori. Klub London Utara sampai berani merogoh kocek 50 juta euro.

Pengantin Baru Thariq Halilintar - Aaliyah Massaid Bulan Madu ke Italia Asik Naik Vespa ke Colosseum

Banyak yang percaya ini menjadi transfer jitu Arsenal. Namun, tidak sedikit pula yang meragukan adaptasi sang bek.

Ya, adaptasi selalu jadi momok untuk pemain Italia kala berkarier di luar negeri. Sudah banyak contoh yang gagal dan berakibat pada menurunnya performa mereka.

Sesal Thierry Henry di Juventus dan Penyelamatan Arsene Wenger

Bahkan di Arsenal saja pemain Italia bisa dibilang gagal semua. Sebelum Riccardo Calafiori, dalam sejarah The Gunners memiliki empat pemain dari negeri pizza.

Mereka adalah Arturo Lupoli, Vito Mannone, Emiliano Viviano, dan Jorginho. Lupoli jadi pendobrak sejarah dengan jadi Italia pertama di London Utara pada 2004.

Datang dari akademi Parma, Arturo Lupoli gagal total. Dua musim di Arsenal sang bomber hanya bermain sembilan kali dengan torehan tiga gol.

Pemandu bakat Arsenal melirik wonderkid lain 2005 silam. Vito Mannone yang masih belajar di akademi Atalanta diangkut.

Dalam perjalanannya Mannone hanya jadi kiper cadangan. Selama tujuh tahun mengabdi cuma 23 kali sang kiper dipercaya.

Tepat setelah Mannone hengkang, The Gunners mendatangkan kiper Italia lainnya. Ia adalah Emiliano Viviano.

Sayang, hasilnya lebih memalukan. Hanya semusim di stadion Emirates, tak sekali pun Viviano dimainkan.

Pemain Italia yang menjanjikan di Arsenal hanyalah Jorginho. Bergabung musim lalu ia sudah bermain sebanyak 52 kali.

Akan tetapi, menyebut Jorginho sukses di London Utara juga tidak tepat. Sebab ia masih kerap jadi pemain pengganti.

Bahkan pernah ia hanya bermain 19 menit dalam 10 pertandingan. Ini tak lepas dari keputusan Mikel Arteta yang mencadangkannya di tujuh laga beruntun Premier League.

Lagi pula, menit bermain yang didapat Jorginho di Arsenal masih kalah jauh dengan yang ia rasakan pada musim pertamanya bersama Chelsea.

Catatan-catatan inilah yang membuat Riccardo Calafiori patut was-was. Bukan berarti juga dia akan mengikuti jejak para senior. Ada kemungkinan pula bek 22 tahun menorehkan tinta emas bersama Arsenal.