Pengakuan Eks Aktivis Gereja yang Bersyahadat Gegara Ngotot Cari Kesalahan Alquran

Eks aktivis gereja yang jadi mualaf
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Ada banyak cara Allah memberikan hidayahnya. Seperti yang dialami mantan aktivis gereja ini. Padahal tadinya ia sangat anti terhadap Islam. 

Eks Dewan Pakar PKS Depok Ini Ngaku "Mualaf" Jelang Pilkada: Saya Nyaman di Supian-Chandra

Lantas apa yang membuatnya menjadi seorang mualaf setelah resmi masuk Islam

Dikutip dari tayangan YouTube Laskar Tujuh Langit, mantan aktivis gereja itu bernama Anugrah Ong

Celine Evangelista Masuk Islam: MasyaAllah, Jadi Lebih Tenang

Kala itu, dirinya juga memiliki tugas sebagai misionaris atau penginjilan. Ong, kerap mencari target umat Islam untuk dimurtadkan, agar masuk Kristen. 

"Waktu itu saya berpikir bahwa Kristen ini adalah agama yang paling benar, sehingga berusahalah saya untuk mengajak teman-teman untuk masuk Kristen karena menganggap Kristen agama yang baik, sementara Islam ini agama yang buruk," katanya. 

Awalnya Iseng, Kini Agnes Monika Resmi Masuk Islam: Saya Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah

Karena itulah, Ong pun kerap mengajak debat teman-temannya yang beragama Muslim.  

"Nah dari situ muncul lah semangat bahwa dalam proses mengajak saudara-saudara Muslim yang murtad saya harus punya bekal juga. Masa saya ngajak orang masuk agama saya tapi saya tidak punya bekal keagamaan," tuturnya.

Menurutnya kala itu minimal harus tahu tentang Islam, untuk mencari kelemahan-kelemahannya.

"Supaya ketika debat tahu nih mau nyerangnya di mana, kan ibarat kita mau fighting kan harus tahu titik lemahnya dimana," tutur dia.

Untuk mencari kelemahan Islam, Ong pun mulai belajar tentang Alquran. Adapun surah yang pertama ia bedah adalah surah Maryam. 

"Karena yang saya tahu di surah Maryam itu di sinilah menceritakan kisah-kisah tentang Nabi Isa alaihissalam. Nah saya tuh pengen sekali membandingkan antara Nabi Isa alaihissalam dengan Yesus dalam versi Injil Kristen," jelasnya.

Intinya tujuan Ong saat itu adalah membandingkan antara Injil dan Alquran. Alih-alih menemukan kelemahan Islam, ia justru menemukan banyak kemiripan dengan apa yang disampaikan dalam Injil.  

"Ternyata banyak kemiripan kisah hanya yang begitu membedakan itu di Alquran mengatakan bahwa Isa almasih itu tidak disalibkan," ujarnya.

"Di injil dikatakan bahwa Yesus itu disalib ini dua hal yang berbeda dua hal yang sangat berbeda tapi dari sisi kebaikan meyakini bahwa antara Yesus dengan Nabi Isa ini satu pribadi yang memiliki nama bermacam-macam," sambungnya.

Rupanya kisah tersebut membuat Ong semakin hanyut dalam isi kandungan Alquran. Ia semakin penasaran dengan makna dan penjelasan surah lainnya. 

Hal itu terjadi selama lebih dari dua tahun. 

"Lama-kelamaan saya merasa kok sepertinya saya bukan menemukan kesalahan dari Alquran, menemukan kelemahan dari Islam, tapi saya kok malah menemukan bahwa sepertinya banyak kemiripan antara apa yang ada di dalam Alquran dengan apa yang ada dalam Injil." 

Sampai akhirnya Ong sama sekali tak menemukan kesalahan atau kelemahan dalam Alquran. 

Bahkan ia tertegun dengan isi penjelasan ayat suci umat Islam tersebut.

"Bahwa ayat-ayat itu tidak tidak pernah mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Banyak ayat itu yang malah mengatakan bahwa Yesus ini berdoa kepada Allah, kepada Allah ketika dia sebelum disalib dia berdoa yang memintakan ampun untuk orang-orang yang menyakiti dia," tuturnya.

"Nah jadi saya pikir kalau dia Tuhan terus dia berdoa ke siapa dan dia sendiri menyebutkan bahwa dia itu beriman kepada Allah, bahwa dia diutus oleh bapaknya. Siapa bapaknya yang disebut oleh Allah, berarti dia utusan, dia bukan Tuhan," sambungnya.

Di situ Ong semakin menemukan bahwa yang salah bukan Alquran, yang salah adalah dirinya. 

"Jadi perlahan-lahan, sedikit demi sedikit Allah menunjukkan kebenaran, menyadarkan saya bahwa apa yang selama ini saya pahami ternyata keliru," tegasnya.

Hal ini membuat pandangan Ong terhadap Islam berbanding terbalik. Tadinya ia selalu berpikir negatif tentang agama tersebut.

Bahkan ia juga sempat membenci suara adzan lantaran dianggap mengganggu. 

Namun semua itu akhirnya berbanding terbalik. Ia justru menemukan kedamaian setelah mengenal Islam. Terlebih sejak belajar wudhu. 

Seiring proses tersebut, Ong yang tadinya adalah aktivis gereja ini pun akhirnya memutuskan untuk bersyahadat, menjadi seorang mualaf.

Dirinya semakin yakin menjadi Muslim setelah berdiskusi dengan seorang habib. 

Kini pemilik nama lengkap Ustadz Muhammad Anugerah Ong itu dipercaya sebagai pengasuh Masjid Modern Jalan Langit, di Palu, Sulawesi Tengah.