Mengenal Sosok Tjoa Tek Swat: Ketika Seorang Pendeta Angkat Senjata
- Dok/Wiki Commons
Tjoa Tek Swat ditahan dan dipenjarakan. Di dalam tahanan ketiga anggota Piet van Dam itu disiksa dengan hebat dan Tjoa Tek Swat yang kala itu baru berusia 33 tahun dipenggal pada tanggal 12 Desember 1942.
Sementara, temannya Lie Beng Giok selamat dan Warnick sampai sekarang tidak diketahui nasibnya.
Pasca kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, jenazah Tjoa Tek Swat dipindahkan oleh tentara Sekutu dan dimakamkan di Kuburan Belanda Evereld, Ancol, Jakarta Utara.
Tjoa Tek Swat menegaskan dirinya sebagai warga negara Indonesia dengan berjuang melawan Jepang meski statusnya sebagai seorang pendeta.
Baginya berjuang demi kemerdekaan tanah air merupakan bagian dari penghayatan iman Kristiani meski nyawa menjadi taruhannya. Tjoa Tek Swat membuktikan bahwa 100 persen Kristen dan 100 persen Indonesia itu tidak bisa dipisahkan.