Jakarta-Bandung Punya Kereta Cepat, Malaysia Terkapar karena Utang!

Kereta cepat
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber tvonenews.com

Siap –Proyek ambisius Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kolaborasi megaproyek antara Indonesia dan China, kini menjadi sorotan tajam publik Tanah Air. 

Sewot Indonesia Dihina Miskin, Ayah Ojak Labrak Warga Malaysia, Netizen: Masih Menang Depok!

Seiring berjalannya waktu, proyek ini menghadapi sejumlah masalah yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.

Awalnya diusulkan dengan biaya sekitar Rp 86,5 triliun dan tanpa membebani APBN, namun kini proyek tersebut mengalami lonjakan biaya signifikan menjadi Rp 114,24 triliun, meningkat sekitar Rp 27,09 triliun. 

Perkenalkan Opsi Perawatan Kesehatan Canggih, KPJ Healthcare Gelar Pameran di Jakarta

Peningkatan biaya sebesar itu tentu saja menuai kritik tajam dari berbagai pihak.

Proyek kereta cepat di Asia Tenggara bukan hanya milik Indonesia. Malaysia juga memiliki pengalaman pahit dengan proyek serupa yang dihentikan, memaksa negara tersebut menanggung kerugian dan membayar kompensasi besar kepada Singapura.

Mengenal Shafa Aqila, Siswi SMP yang Akan Berlaga di Ajang Miss Teen Global, Malaysia

 Pembatalan proyek Kuala Lumpur-Singapore High-Speed Rail (HSR) menunjukkan bahwa proyek-proyek infrastruktur besar tidak selalu berjalan mulus.

Dampak pandemi Covid-19 juga menjadi faktor penting dalam penghentian kerja sama pembangunan HSR antara Indonesia dan China. 

Malaysia dan Singapura, sebagai negara mitra, memutuskan untuk menunda proyek tersebut sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang sulit.

Meski proyek tersebut dibatalkan, proyek HSR Kuala Lumpur-Singapura memiliki potensi besar untuk mengubah konektivitas antar-negara dan memangkas waktu tempuh secara signifikan. 

Namun, tantangan seperti kenaikan biaya dan dampak pandemi mengingatkan kita bahwa pembangunan infrastruktur besar memerlukan manajemen yang hati-hati dan responsibilitas yang jelas dari semua pihak terlibat.

Dengan pernyataan resmi dari pemimpin kedua negara, Indonesia dan China, diharapkan mereka tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dan bekerja sama dalam berbagai sektor meskipun proyek ini mengalami penundaan.