Megawati Syok! Siapa yang Garis-Garisin Ganjar-Prabowo? Jawabannya Bikin Melongo!

3 bacapres
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

Siap –Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan keheranannya terhadap wacana duet Ganjar-Prabowo yang tengah ramai dibicarakan. Dalam pidato penutupan Rakernas IV PDIP di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, hari Minggu, Megawati menyatakan.

Sentil Kemunduran Demokrasi di Indonesia, Guru Besar UI Sebut Hukum Jadi Alat Politik Penguasa

 "Saya sendiri sempat bingung di media tiba-tiba dibilang, 'iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi presidennya, pak Ganjar jadi wakil presidennya. Aku terus di rumah melongo, ini yang ngomong siapa ya. Ya aku kok ketua umumnya malah gak ngerti."

Meskipun isu duet Prabowo-Ganjar semakin mencuat, Megawati menegaskan bahwa dirinya tidak pernah membahas masalah ini sebelumnya.

Projo Dijadwalkan akan Menggelar Kongres Pada Akhir Tahun , Bakal Jadi Partai dan Jokowi Ketum?

"Gak usah didengerin. Kok enak banget gitu lho gatuk-gatuken. Kamu mau gak?" ujarnya, menanggapi ramainya isu tersebut.

Ketidakpastian pun muncul saat Megawati bertanya kepada seluruh peserta Rakernas dan kader PDIP mengenai kemungkinan Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden. 

Megawati Bakal Berpidato Sikap Politik PDIP di Penutupan Rakernas, Sebelumnya Sepat Singgung Ini

Dalam kejutan, jawaban dari kader PDIP tidak kompak, dan Megawati mengungkapkan kekecewaannya.

"Gak semua ngomong, berarti ada yang mau? Payah anak buah saya, aduh gawat. Jadi, ya apa sih urusannya. Lho kok bingung karepe dewe."

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat memberikan sinyal peluang terbuka untuk duet Ganjar-Prabowo, mencatat kemungkinan terbentuknya dua poros dalam Pilpres 2024

Namun, Gerindra sebaliknya, dengan mendorong Prabowo sebagai capres jika berduet dengan Ganjar.

Selain itu, hasil survei terbaru dari New Indonesia Research & Consulting pada 26 September lalu menunjukkan Prabowo unggul dalam simulasi dua dan tiga nama, mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. 

Selisih elektabilitas Prabowo mungkin dipengaruhi oleh migrasi pemilih Anies ke kubu Prabowo ketika hanya ada dua calon presiden yang bertarung.