Rahasia Kelam Terkuak! Ahli Hukum Terkenal Beberkan Kecurangan Jokowi dalam Film DIRTY VOTE
- Istimewa
Siap –Tiga ahli hukum ternama, yaitu Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar dan Feri Amsari terlibat dalam film dokumenter berjudul ‘Dirty Vote’.
Dalam film tersebut ketiga ahli mengupas tuntas desain kecurangan Pemilu 2024 yang kemungkinan akan terjadi.
Zainal Arifin mochatar mengatakan bahwa Kalau Kita lihat angka Yang ada menujukkan bahwa memang pasangan 02 yang disitu ada anak presiden sedang Mempimpin dan itu barang kali yang membuat mereka sangat gethol berkata mereka mau satu putaran.
"Dua putaran itu membuat resiko kekalahan, bagi orang yang Sedang memimpin itu menjadi besar, sebenarnya secara ilmu politik dan hukum tata negaraan, kita bisa bicara bahwa pertarungan pemilu itu sering kali dikotomi antara pro satu quoe dan pro perubahan".
Namun zainal arifin, mengungkapkan bahwa berdasarkan ilmu politik, dan hukum tatanegaraan berpendapat, antara jualan melanjutkan statusnya terdahulu dengan jualannya adalah ingin melakukan perubahan dan perbaikan secara mendasar.
Dikotonomi ini bukan khas di indonesia bisa terjadi di belahan berbagai negara bahkan tingkat lokal dalam pilkada dki jakarta.
Kalau anda lihat pilkada DKI jakarta menurut data survei secara konstan sebenarnya, pasangan ahok -djarot yang kita ketahui didukung presiden jokowi yang kala itu, senantiasa secara konstan memenangkan posisi paling atas, dari semua survei.
"Kalau kita lihat hasil putaran pertama memang ahok dan djarot itu memenangkan, memimpin paling atas diikuti oleh anies dan sandi serta kemudian agus dan silviana".
Tetapi yang terjadi adalah Putaran kedua, keadaan tersebut berbalik, mengapa berbalik, karena bersatunya kekuatan berkritik atau bersatunya orang yang melawan orang yang paling Atas itu anies dan ahy seakan akan memiliki angka penjumlahan antara jumlah suara anies dan ahy pada saat itu.
Itu sebabnya kemudian,lagi lagi pasangan yang didukung presiden jokowi yaitu ahok dan djarot harus kalah.
Ada lagi yang harus anda ingat, ada namanya gerakan 4 jari, gerakan 4 jari itu seakan akan menjadi tawaran, seakan akan menjadi simbol bahwa kedepan pilpres kali ini, ada penggabungan kekuatan 01 dan 03, melalui gerakan 4 jari.