Dihadapan KOOD, Walkot Idris Jelaskan Lahirnya Perda Betawi Depok, Beda dengan Jakarta!

Wali Kota Depok Mohammad Idris bersama KOOD
Sumber :
  • Pemkot Depok

"Itu yang harus kita pelajari pahami dari belajar silat dan salat, di sanggar-sanggar dahulu, mereka ngaji dahulu setengah jam baru belajar silat. Di Cinere, Cipayung dan lain-lain budaya ini masih terus diajarkan," katanya.

Kode Keras Walkot Depok Jika Diminta Jadi Cagub Jabar: Saya Nggak Punya Duit, Mau Apa?

Atas dasar itulah, kata Idris, Pemkot Depok juga ingin melestarikan ini dengan memberlakukan penggunaan Pangsi budaya Betawi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap Kamis.

Bahkan kebijakan itu sudah ditetapkan dengan surat keputusan (SK).

Libatkan ASN, Pimpinan DPRD Sentil Gaya Ugal-ugalan Idris Dukung IBH di Pilkada Depok

"Saya SK-kan untuk mengingatkan mereka bahwa Depok punya budaya khas, yaitu budaya Betawi dan memang ada kesundaannya, yaitu Leuwinanggung, Cimpaeun, Tapos itu Sunda makanya budaya Betawi dalam Pergub 2019 yang dikuatkan Pak gubernur bahwa budaya Jabar adalah budaya Parahyangan Sunda, Cirebonan, dan Betawi," paparnya.

Karena itu, Kota Depok memiliki Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Pemajuan Kebudayaan.

Angkat Suara Terkait Spanduk Supian Suri Dicopot Satpol PP, Ketua Gerindra Kota Depok: Berlebihan

"Kita perdakan namanya Betawi Depok, karena memang Betawi Depok ini punya kekhasan tidak hanya berbahasa Betawi, tetapi juga di beberapa daerah masih menggunakan bahasa Sunda," katanya.

"Untuk itu, sekali lagi selamat kepada pengurus KOOd yang baru untuk 5 tahun ke depan, mudah-mudahan bisa bergandengan tangan terus, kerja sama dengan seluruh unsur pemerintahan khususnya Forkopimda di Depok," sambung Idris.