Saudagar Madura Protes Migas Dikeruk Perusahaan Asing: Rakyat Makin Miskin!

Ketum Saudagar Madura, Akhmad Ma'ruf
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Keberadaan cadangan minyak dan gas bumi (migas) banyak ditemukan di Madura. Maka tak heran, jika daerah tersebut menjadi lumbung energi bagi Jawa Timur.  

Link Video Mencekam Carok di Sampang Madura Gegara Pilkada: Bacok-bacok

Namun sayangnya, sumber kekayaan alam tersebut terkesan banyak dieksploitasi oleh perusahaan asing, ketimbang memanfaatkan warga lokal.

Setidaknya hal itu diungkapkan Ketua Umum Saudagar Madura, Akhmad Ma'ruf.

Terpopuler: Suami Pengacara Vina Cirebon Dibunuh, Pasukan Sakera Madura Incar Fuad Plered

Ia menyebut, cadangan minyak dan gas bumi mulai dieksplotasi dan diproduksi sejak 10 tahun terakhir oleh sejumlah perusahaan asing.

Seperti Petronas Carigali asal Malaysia yang beroperasi di Blok North Madura II.

Keras! Habib Bahar Tidak Kapok 11 Kali di Penjara: Enggak Ada yang Namanya Kebenaran Itu Kalah

Kemudian perusahaan asal Kanada dan China, yaitu Husky - CNOOC Madura Limited (HCML) juga telah mengeksploitasi dan memproduksi gas dan minyak dari Blok Selat Madura sejak tahun 2017.

"Dan banyak beberapa perusahaan yang lain," katanya dikutip pada Sabtu, 3 Februari 2024. 

Bahkan menurut Ma'ruf, rencananya perusahaan ini akan menambah memproduksi gas dan minyaknya dari lapangan MAC dalam waktu dekat. 

"Kami selaku putra daerah dan pengusaha lokal tidak mau hanya dijadikan sebagai penonton dimana sumber bahan baku minyak dan gas kami dieksplotasi, diproduksi dan diangkut ke pulau lain tanpa diolah (hilirisasi), bahkan diolah oleh perusahaan asing," tegasnya. 

Ma'ruf mendesak, agar pengusaha lokal dapat dilibatkan untuk berpartisipasi dalam mengolah sumber daya alam di tanah Madura. 

Dirinya berpendapat, baku minyak dan gas yg dihasilkan di Madura untuk diproses menjadi bahan bakar dan bahan jadi (hilirisasi) yang dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat di Madura.

"Kenyataanya selama ini meski perusahaan migas sudah lama ngeruk kandungan migas di Madura, belum berdampak signifikan. Terbukti kemiskinan masih membelit rakyat Madura," ujarnya. 

Saudagar Madura itu heran, dengan kekayaan alam tersebut namun Madura masih dilanda kemiskinan. 

Menurut dia, hal itu menandakan migas belum mampu berantas kemiskinan. Bisa karena salah kelola atau faktor tertentu lainnya.

Sebagai salah satu putra Madura yang kini ngelola industri di Wiraraja Grup Batam, ia pun bermaksud akan ikut investasi di Madura. 

Yaitu Wiraraja Industrial Park III di Madura.Termasuk bergerak disektor migas.

Tujuan utamanya adalah membangun pertumbuhan ekonomi Madura.

Menurut Ma'ruf, pengusaha lokal harus berperan pula disektor migas. 

Bahkan, lanjut dia, para saudagar Madura siap investasi untuk hilirisasi migas di Madura. 

Sehingga perusahaan lokal bisa berkontribusi pula untuk kemajuan ekonomi empat kabupaten di Madura, mulai Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.

"Potensi migas yang sudah dikeruk dari perut bumi Madura mestinya bisa berdampak pada pengentasan kemiskinan di Madura. Faktanya sebaliknya. Kemiskinan masih akut," ujarnya.