JK Bongkar Dibalik Senyum Jokowi, Kebijakan Tersembunyi Menuju Kekuasaan Gelap!
- Youtube abhram sammad speak up
Siap –Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi demokrasi di Indonesia saat ini.
JK mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia sedang terancam karena adanya praktik-praktik intimidasi, politik uang, dan kecurangan yang dilakukan oleh oknum aparat.
Dalam wawancaranya dengan Abraham Samad di kanal YouTube Speak Up, JK juga mengaku bahwa dirinya pernah diintimidasi karena mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
JK mengatakan bahwa ada orang-orang yang mengancam akan mengganggu bisnisnya jika dia tetap mendukung Anies.
Selain itu, JK juga mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya telah berubah 180 derajat.
JK mengatakan bahwa Jokowi yang dulunya dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan demokratis, kini berubah menjadi sosok yang otoriter dan ingin menjadi diktator.
Dalam wawancaranya dengan Abraham Samad, JK mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia saat ini sedang terancam karena adanya praktik-praktik intimidasi, politik uang, dan kecurangan yang dilakukan oleh oknum aparat.
"Sekarang ini situasi sangat tidak baik atau buruk gitu kan. Di mana proses demokrasi untuk Pemilu ini dibarengi dengan cara menekan, mengancam, menakutkan. Disamping dibarengi pula dengan politik uang yang luar biasa masif," kata JK.
JK mengatakan bahwa praktik-praktik tersebut sangat berbahaya bagi demokrasi di Indonesia.
Menurutnya, seorang pemimpin yang dilahirkan dengan proses yang keliru akan menghasilkan pemimpin yang buruk.
"Seorang pemimpin yang dihasilkan dalam proses yang salah pasti pemimpin juga akan membikin kepemimpinan yang keliru yang salah. Seperti pemimpin yang menyogok dia pasti cari juga korupsi untuk membayar sogokannya," kata JK.
JK juga mengaku bahwa dirinya pernah diintimidasi karena mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
JK mengatakan bahwa ada orang-orang yang mengancam akan mengganggu bisnisnya jika dia tetap mendukung Anies.
"Lebih dari itu (intimidasi dan gangguan terhadap bisnis usai mendukung AMIN)," kata JK.
Selain itu, JK juga mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya telah berubah 180 derajat.
JK mengatakan bahwa Jokowi yang dulunya dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan demokratis, kini berubah menjadi sosok yang otoriter dan ingin menjadi diktator.
"Saya lihatnya waktu pemerintah di Solo dan juga pada waktu saya sama-sama seminar ini orangnya rendah hati, low profile, dan juga dia bisa memimpin satu kabupaten atau kota. Maka menurut saya wajarlah dengan cara begitu dia pemimpin suatu daerah, gubernur. Karena itu saya promosikan ke Jakarta, dan Jakarta juga pikir meneliti luar biasa," kata JK.
JK mengatakan bahwa dia menyesal pernah mempromosikan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Menurutnya, Jokowi tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup untuk menjadi presiden.
"Saya kan kasih memang warning pada waktu mau presiden kan, wah kalau mau baru 2 tahun di bahaya kau jadi presiden, pengetahuannya belum cukup, pengalamannya belum cukup. Karena itu beliau minta saya mendampingi dia karena saya berpengalaman beliau kurang pengalaman kan, begitu jadinya," kata JK.
Ia mengaku tidak mengalami intimidasi secara langsung, tetapi orang-orang dekatnya diintimidasi dan bahkan ada yang dipenjarakan tanpa kesalahan.
"Orang saya diintimidasi, ada malah dipenjarakan tanpa kesalahan," kata JK.
JK menilai, intimidasi dan gangguan tersebut merupakan dampak buruk dari proses demokrasi yang tidak jujur dan adil.
Ia mengatakan, proses demokrasi yang buruk akan menghasilkan pemimpin yang buruk pula.
"Seperti saya katakan tadi, proses buruk tak akan menghasilkan pemimpin yang baik," kata JK.
JK juga menyoroti maraknya politik uang dalam Pemilu 2024.
Ia menilai, politik uang merupakan bentuk kecurangan yang dapat merusak demokrasi.
"Politik uang yang luar biasa masif," kata JK.
JK juga mengatakan bahwa intimidasi tersebut tidak hanya dilakukan terhadap dirinya, tetapi juga terhadap orang-orang di sekitarnya.
"Ada orang-orang saya yang diintimidasi, ada yang ditangkap tanpa kesalahan," kata JK.
Selain itu, JK juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi demokrasi di Indonesia saat ini.
JK mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia terancam karena adanya politik uang dan intimidasi.
"Proses demokrasi untuk Pemilu ini dibarengi dengan cara menekan, mengancam, menakutkan," kata JK
JK mengungkapkan bahwa intimidasi tersebut dilakukan oleh oknum aparat.
Menurut Kalla, aparat-aparat tersebut didorong oleh ketakutan untuk tidak kehilangan jabatannya.
"Ketika aparat-aparat ini melanggar, semua sudah dilaporkan tapi lagi-lagi tidak bisa ditidak lanjuti di lapangan," kata Kalla.
"Yang nyata-nyata menurut saya aparat yang harus melakukan pemeriksaan itu tidak berani karena mereka tahu bahwa siapa yang berada di balik ini."
JK berharap bahwa Jokowi akan kembali ke jalan yang benar dan menghormati hasil suara rakyat.
"Yang kita harapkan ialah Pemimpin tertinggi bangsa ini yang sekarang ini kembali ke jalan yang benar," kata JK.
JK juga berharap bahwa demokrasi di Indonesia dapat kembali berjalan dengan baik.