Kontroversi Gibran saat Debat Mahfud, Bagaimana Pandangan Islam soal Etika?
- Istimewa
berperilaku sopan dan santun sehari-hari.
Ini membuat tindakan tersebut menjadi tercela sebagaimana keterangan berikut ini: كالمراء) هو لغة الاستخراج يقال ما روى فلان فلانا إذا استخرج ما عنده وعرفا منازعة الغير فيما يدعي صوابه ومحل كونه مذموما إذا كان لتحقير غيرك وإظهار مزيتك عليه Artinya, “[Jauhi tindakan tercela] (seperti berdebat), secara bahasa artinya mengeluarkan sebagaimana kalimat, ‘Fulan mengeluarkan fulan,’ yaitu ketika si fulan meminta mengeluarkan sesuatu yang ada pada fulan.
Namun, tindakan berdebat harus dilakukan dengan adab dan etika, menghindari merendahkan orang lain.
Tindakan merendahkan dalam berdebat dijelaskan sebagai tercela menurut agama. Debat yang dilakukan dengan meremehkan orang lain dan mengangkat diri sendiri dapat menjadi tercela.
Dalam Islam, ditegaskan bahwa tindakan seperti ini harus dihindari, dan debat harus diutamakan dengan sikap ihsan.
Dalam konteks agama Islam, ihsan merujuk pada kualitas atau tindakan yang baik, terpuji, dan sempurna. Diperlukan kesadaran penuh, ketulusan, dan upaya maksimal untuk mencapai kualitas terbaik dalam berdebat.
Gibran Rakabuming Raka mungkin perlu merenungkan kembali tindakannya dan memahami pentingnya berdebat dengan adab, menghormati lawan bicara, terutama yang lebih tua.