Begini Jurus Jitu Sahat Farida Siasati Keterbatasan Puskesmas di Pinggiran Depok
- Dok Sahat
Siap – Sejumlah warga tampak atusias mengikuti pengobatan gratis yang digagas politisi PDIP Depok, Sahat Farida Berlian bersama Paguyuban Sosial Gotong Royong (PSGR) dan Perhimpunan Akupunktur Terapis Indonesia.
Tercatat, ada sekira 100 warga yang mendaftar dalam program kesehatan itu di kawasan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat pada Minggu, 24 September 2023.
“Ada yang datang tapi takut jarum sehingga tidak mau diakupunktur, ada juga yang tekanan darahnya tinggi karena kurang istirahat, sehingga belum bisa mendapat layanan akupunktur," kata panitia tim kesehatan PSGR, Ningsih dikutip pada Senin, 25 September 2023.
Menurut dia, kerjasama ini berjalan dengan baik, dengan Perhimpunan Akupunktur Terapis Indonesia DPC Depok.
Sebab, selain memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat, juga membawa misi untuk mempromosikan akupunktur sebagai salah satu metode kesehatan yang sudah ada sangat lama, namun tidak begitu populer di masyarakat.
“Masyarakat kita masih ada yang takut jarum, pertanyaan umum yang selalu muncul nanti kalau ditusuk jarum akunpuntur sakit atau tidak, berdarah atau tidak,” papar Fitri Perdana dari Perhimpunan Akupunktur Terapis Indonesia DPC Depok.
“Rasanya enak, emang pala lagi pusing mulu, enak banget diakupunktur, kayak disedot,” ucap Mak Mae salah satu peserta akupunktur.
“Rasanya campur aduk, ada yang kayak kesetrum, ada yang kayak ketarik. Alhamdulillah tadi dapat ilmu untuk terapi sendiri di rumah, cara-caranya. Saya ada syaraf kejepit,” sambung peserta lainnya.
Sementara itu, bacaleg dari PDIP, Sahat Farida Berrlian mengaku sangat berterimakasih untuk kesediaan Perhimpunan Akupunktur Terapis Indonesia DPC Depok menyelenggarakan baksos kesehatan di Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kota Depok.
Sebab menurutnya, sebagai wilayah perbatasan, wilayah ini sebenarnya masih kurang untuk layanan kesehatan dan pendidikan.
"Untuk Puskesmas Kota Depok ada di Kelurahan Cinere, yang secara jarak dapat dikatakan lumayan jauh dari sini, dari areal sini tidak ada angkutan umum yang langsung dapat ke sana,” kata Sahat.
Selain masalah kesehatan, ia juga menyinggung sarana pendidikan yang dinilai masih kurang. Untuk pendidikan SMP dan SMA belum ada sekolah negeri yang dekat.
“Kalau pakai pendekatan zonasi, siswa di sini tidak akan bisa bersekolah di sekolah negeri, dan sedihnya, tidak ada lagi kuota siswa untuk dapat bersekolah di sekolah negeri Jakarta untuk siswa asal Depok yang tinggal di wilayah perbatasan,” jelasnya.
“Untuk layanan kesehatan, kami telah lama mengusulkan kehadiran Puskesmas Pembantu di wilayah sini, namun hingga saat ini belum terealisasi. Semoga ke depan gagasan memiliki layanan kesehatan yang dekat dengan warga dapat segera diwujudkan,” kata Sahat.