Tragedi Geger Pecinan dan Upaya Kolonial Membantai Etnis Tionghoa

Tragedi Geger Pecinan.
Sumber :
  • Dok/Wiki Commons

Memasuki tahun 1738, keadaan kas VOC semakin memprihatinkan karena harga rempah di pasaran jatuh.

Suparna Sastra Diredja, Tokoh Buruh Kiri yang Rindu Indonesia

Selain itu, muncul persaingan komoditas kopi dengan EIC, kongsi dagang Inggris yang berpusat di India.

Untuk mengisi kas VOC, Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier mengeluarkan kebijakan di mana para imigran Tionghoa diwajibkan memiliki permissie brief, yang dapat ditebus dengan biaya dua ringgit.

Menguak Arti Kata Mudik: dari Bahasa Jawa hingga Zaman Batavia

Dalam sensus VOC tahun 1739, tercatat ada 10.574 pemukim Tionghoa di Batavia.

Namun, angka sebenarnya diyakini lebih tinggi, mengingat banyaknya imigran gelap yang bermukim di dalam kota ataupun di sekitar Tangerang-Bekasi.

Fakta Pegunungan Jawa Destinasi Favorit Pelancong Masa Lampau, Salah Satunya Raja Siam

Saat situasi ekonomi di Batavia semakin buruk karena surutnya pamor bisnis gula sebagai komoditas ekspor, VOC mulai merazia etnis Tionghoa secara besar-besaran.

Pada Februari 1740, sekitar 100 orang Tionghoa di Tanjung Priok dan Bekasi ditahan oleh VOC. Ancaman deportasi ke Sri Lanka Razia yang dilakukan VOC membuat orang-orang Tionghoa resah dan mulai mempersenjatai diri.

Halaman Selanjutnya
img_title