Fakta Mengejutkan! Sisi Gelap Pembantaian Brutal Orang Belanda yang Terjadi Pasca Kemerdekaan

Pasukan masa bersiap
Sumber :
  • Istimewa

SiapMasa Bersiap merupakan periode kontroversial dalam sejarah Indonesia yang jarang diperbincangkan. 

5 Wanita yang Bikin Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Klepek-klepek, Nomor 3 Paling Disorot

Sebuah kisah kelam yang terpendam di balik revolusi kemerdekaan, di mana Belanda menggambarkannya sebagai masa yang mencekam.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang Masa Bersiap, kekejaman yang terjadi, dan dampaknya yang masih terasa hingga saat ini.

Mengenal Kopi Pinogu Khas Gorontalo, yang Dibawa VOC Puluhan Tahun Lalu Jadi Favorit Ratu Wilhelmina

Masa Bersiap digambarkan sebagai periode kekerasan terhadap orang-orang Eropa di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Sejumlah fakta mencengangkan mengenai jumlah korban yang mencapai ribuan orang, termasuk bukan hanya orang Belanda, tetapi juga peranakan Indo-Eropa, China, dan etnis Maluku di Jawa.

Lagi Gacor, Striker Tajam Berdarah Sunda-Belanda Ini Akan Perkuat Timnas Indonesia, Siapa Dia?

Belanda menolak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha merebut kembali kekuasaan. Letnan Gubernur Jenderal Huib van Mook dikirim untuk menguasai Indonesia pada Oktober 1945, memicu amarah dan kebencian rakyat pribumi. 

Kelompok Pemoeda pro-Republik Indonesia muncul, mengejutkan orang-orang Belanda dengan seruan "Siap! Siap!" yang menjadi awal dari kekacauan.

Sejarawan Rosihan Anwar memberikan kesaksian dalam bukunya "Napak Tilas ke Belanda" tentang keadaan pada Periode Bersiap. 

Malam-malam penuh dengan teriakan "siap" dan bentrokan senjata antara rakyat Indonesia dan serdadu Nica-Belanda.

Meskipun istilah Bersiap lebih sering digunakan oleh Belanda, di Indonesia lebih dikenal sebagai Revolusi Nasional Indonesia atau Agresi Militer. 

Opini Bonnie Triyana tentang penghapusan istilah "Bersiap" juga mencuat, menyebutnya rasis. Namun, Belanda tetap mempertahankan istilah ini.

Detail kronologis kejadian pada Masa Bersiap membuka mata terhadap kengerian yang terjadi.

Mulai dari serangan Pemoeda di Depok hingga serangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dikenal sebagai Gedoran. 

Pembunuhan, penjarahan, dan penyiksaan terjadi di berbagai wilayah, memunculkan dendam dan balas dendam.

Orang-orang Ambon yang pro-Belanda berbalik menyerang pemuda pro-Republik, menciptakan spiral balas dendam. 

Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia, bahkan menjadi target pembunuhan. Korban jiwa puluhan ribu orang, tetapi sulit mendapatkan angka pasti karena buruknya administrasi.

Meskipun kekerasan meredup pada 1946, Masa Bersiap diakui oleh Belanda hingga 1949.

 Namun, istilah genosida dipertanyakan karena tidak ada niat untuk memusnahkan seluruh penduduk Eropa di Indonesia. 

Meski demikian, kekerasan ini memperuncing hubungan Indonesia-Belanda.

Masa Bersiap adalah bab hitam dalam sejarah Indonesia yang harus diungkap. Artikel ini mencoba memberikan gambaran menyeluruh tentang kejadian mengerikan yang terjadi selama periode ini. 

Dengan mengenangnya, semoga kita dapat belajar dari sejarah dan mencegah kekerasan serupa terulang di masa depan.