Skandal Tersembunyi: Kronologi Mengerikan Oknum Kiai di Bawean Gresik yang Diduga Cabuli Santriwati

Ilustrasi pelecehan
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

Siap –Kasus dugaan pencabulan yang melibatkan NS, seorang oknum pengasuh pondok pesantren di pulau Bawean, Gresik, kini semakin terkuak dengan pengungkapan kronologi oleh pihak keluarga korban. 

Terseret Kasus Asusila Berikut 5 Kontroversial Hasyim Asy'ari Ketika Menjabat Menjadi Ketua KPU

Berikut adalah rangkuman peristiwa yang menggegerkan tersebut.

Orang tua salah satu korban, YF, memberikan pengakuan mengenai awal mula kasus ini. 

Bukan Anggota PPLN Biasa, Cindra Aditi Korban Mesum Ketua KPU Ternyata...

Anaknya mengaku tidak nyaman di pondok pesantren, yang kemudian mengarah pada permintaan pulang pada akhir November 2023 setelah mondok selama lima bulan.

"Anak saya tidak kerasan di pondok, sehingga saya datang bersama istri untuk menanyakan perihal tersebut," ujarnya kepada media pada Sabtu (24/12).

Sederet Fakta Mesum Ketua KPU, Mulai Tiket Pesawat Rp100 Juta hingga Nitip CD: Oh Maaf Keselip

YF mengungkapkan bahwa awalnya anaknya enggan bicara, namun setelah desakan, korban menceritakan bahwa tindakan pencabulan terjadi di rumah NS, bukan di pondok. 

"Tidak dilakukan di pondok, tapi di rumah NS. Disana anak saya dipaksa melakukan hal-hal yang tidak senonoh,” jelasnya.

Setelah mendengar pengakuan anaknya, YF bersama istri memutuskan memulangkan anak mereka dan melaporkan kasus ini ke Polres Gresik. 

Meskipun NS berjanji akan bertemu dengan baik, janji tersebut tidak ditepati.

YF juga menyebut adanya informasi dari masyarakat tentang NS yang kerap 

melakukan pencabulan kepada santrinya. 

Awalnya meragukan, namun ternyata benar adanya.

Dampak kejadian ini terasa pada anak perempuan YF yang mengalami trauma. 

Saat ini, korban mendapat pendampingan dari petugas UPT PPA Kecamatan Tambak dan Sangkapura.

Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan, menambahkan bahwa saat ini sudah ada satu laporan polisi dari salah satu korban, dan dari pengembangan kasus, teridentifikasi dua korban tambahan.

“Korban semuanya tiga anak di bawah umur," tutupnya.