Menguak Silsilah Cak Imin, Darah Kental Pendiri Nahdlatul Ulama
- Istimewa
Siap – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lahir pada 24 September 1966, dan tumbuh dalam lingkungan pesantren di Jombang, Jawa Timur.
Ia adalah anak dari Muhammad Iskandar, berasal dari Mojokerto dan memiliki jejak di Pesantren Lirboyo Kediri.
Sementara sang ibu, Muhassonah Iskandar, memberikan warna dalam kehidupan Muhaimin Iskandar.
Menariknya, Muhaimin Iskandar memiliki ikatan khusus dengan pendiri organisasi Islam, Nahdlatul Ulama, yakni KH. Bisri Syansuri.
Bahkan, ia turut andil dalam mendirikan pondok pesantren Denanyar, Jombang, yang menjadi bagian penting dalam sejarahnya.
Jalur ini membawanya pada titik saling terhubung dengan silsilah pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari.
Dalam garis keturunan ini, Muhaimin Iskandar ternyata adalah keponakan dari mantan Presiden Indonesia, Gus Dur (Abdurrahman Wahid).
Muhaimin Iskandar memiliki tiga anak, yaitu Mega Safira, Rahma Arifa, dan Egalita Azzahra.
Ditemani istrinya, Rustini Murtadho, ia menjalani peran ganda dalam dunia politik dan keluarga.
Sebagai catatan sejarah tambahan, karier politik Muhaimin Iskandar dimulai dari tahun 1998, ketika ia bersama sejumlah tokoh NU, termasuk Abdurrahman Wahid, mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Di masa itu, ia diberi amanah menjadi Sekretaris Jenderal partai yang baru lahir.
Jejaknya pun terus melangkah, membawanya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Pemilu 1999, dengan usianya yang masih menginjak 32 tahun.
Perjalanan politiknya mengukuhkan diri Cak Imin sebagai Wakil Ketua DPR RI di periode 1999-2004, sebuah pencapaian yang membanggakan pada usianya saat itu.
Riwayat kariernya tak pernah surut, bahkan setelah itu, dengan tongkat estafet PKB yang ia pegang kuat.
Pada Pemilu 2004, kembali ia meraih kursi anggota DPR dan jabatan Wakil Ketua DPR RI untuk periode 2004-2009.
Muhaimin Iskandar juga berhasil mempertahankan posisinya sebagai anggota DPR dalam Pemilu 2009.
Ia juga pernah memimpin sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rentang waktu 2009-2014.
Sebagai sosok dengan latar belakang dan pengalaman yang kaya, Muhaimin Iskandar hadir sebagai kandidat yang membawa sejarah dan harapan dalam kontestasi politik yang semakin menghangat.