Kritikan Rocky Gerung Mengenai Kekuasaan dan Kehilangan Etika Sebuah Lesson Learn bagi Intelektual

Tangkap layar
Sumber :
  • Youtube rocky gerung official

Siap –Pengamat politik terkemuka, Rocky Gerung, mengeluarkan kritik pedas terhadap para pejabat di era Jokowi, terutama terkait isu korupsi.

Selama 25 Tahun Jadi Pejabat, Pramono Anung Sebut Tak Pernah Korupsi

Dalam pandangannya, kasus-kasus seperti yang melibatkan Profesor Eddy Hiariej menjadi cerminan bahwa kekuasaan memiliki potensi merampas etika dan integritas seseorang.

Rocky Gerung menyoroti kasus Profesor Eddy Hiariej sebagai contoh nyata bagaimana seseorang dengan jabatan tinggi di dunia akademis terlibat dalam kasus korupsi. 

Ketua MPR Usulkan Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Rocky Gerung

Photo :
  • Istimewa

Menurutnya, ini bukan hanya masalah pidana, tetapi juga menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa membatalkan etika dan integritas, terutama di kalangan intelektual.

Mencekam, Diskusi Diaspora Diserbu Preman, Rocky Gerung: Mereka Diutus untuk Mengacau

"Bagi kita yang disebut sebagai theil of pengkhianatan intelektual, ini merupakan ujian etika. Apakah seseorang mampu mempertahankan integritasnya ketika terlibat dalam kekuasaan?" tegas Rocky Gerung.

Rocky Gerung juga mencermati fenomena di dunia politik dan akademis, di mana banyak aktivis yang masuk dalam kekuasaan akhirnya terlibat dalam kasus korupsi.

Ia memperingatkan bahwa kekuasaan seringkali menjadi godaan bagi mereka yang sebelumnya berjuang untuk keadilan.

Potret Rocky Gerung

Photo :
  • Istimewa

Dalam konteks ini, Rocky Gerung menyentil pemimpin partai politik yang mundur karena terlibat dalam kasus korupsi. 

Ia menekankan bahwa moralitas dan integritas harus tetap dijaga, terlepas dari sejauh mana seseorang telah memperoleh kekuasaan.

Pengamat politik ini juga mencatat bahwa tidak hanya di kalangan politisi, tetapi juga di organisasi kemasyarakatan dan lembaga lainnya, banyak tokoh yang tergoda oleh iming-iming kekuasaan. 

Dalam pandangannya, fenomena ini mencerminkan defisit moral dalam bangsa ini.

Rocky Gerung mengakhiri kritiknya dengan menyoroti bahwa setiap orang baik yang masuk dalam sistem kekuasaan bisa berubah menjadi "setan." 

Ia menegaskan perlunya refleksi diri dan kemampuan untuk menolak godaan korupsi di tengah kekuasaan.

Kritikan ini menciptakan sebuah narasi tentang anatomi kekuasaan dan korupsi di Indonesia, memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana moralitas dan integritas dapat tergerus oleh godaan kekuasaan.