Wadaw! Caleg PDIP Depok Jadi Korban Pelecehan Seksual Lawan Politik, Gini Modusnya

Ilustrasi caleg PDIP Depok jadi korban pelecehan
Sumber :
  • pixabay

Siap – Calon anggota legsilatif (Caleg) dari PDIP Kota Depok, Sahat Farida Berlian mengaku telah menjadi korban pelecehan seksual secara verbal. Pelakunya diduga adalah kubu tim sukses dari partai politik yang berbeda.

Terseret Kasus Asusila Berikut 5 Kontroversial Hasyim Asy'ari Ketika Menjabat Menjadi Ketua KPU

Sahat menilai, dugaan atas serangan pelecehan secara verbal itu terjadi lantaran dirinya adalah perempuan, sehingga sangat mudah dijadikan objek serangan seksual.

"Ini lebih dilapangan ya. Misalnya, kalau Sahat mah coblosnya malam-malam aja. Ada juga yang bilang, Sahat mah nyoblos bagian tengah aja," tuturnya saat dikonfirmasi siap.viva.co.id pada Selasa, 5 Desember 2023. 

Bukan Anggota PPLN Biasa, Cindra Aditi Korban Mesum Ketua KPU Ternyata...

Menurut Sahat, pelakunya adalah kubu tim sukses (timses) dari caleg lain, atau kelompok yang berbeda pilihan capres.

"Dia (pelaku) lawan politik, beda pilihan capres," jelasnya.  

Sederet Fakta Mesum Ketua KPU, Mulai Tiket Pesawat Rp100 Juta hingga Nitip CD: Oh Maaf Keselip

Lebih lanjut pendiri Paralegal Depok yang fokus pada penanganan kejahatan terhadap perempuan dan anak itu mengatakan, bentuk pelecehan seksual secara verbal yang dialami dilontarkan saat pihaknya sedang berkumpul, dan melalui media sosial. 

"Jadi aku dapat laporannya juga pas tim aku lagi ngobrol di krumunan. Tapi ada juga yang (nyerang) lewat WhastApp. Rata-rata bilangnya ke tim aku," tutur dia.  

"Kalau ke aku langsung mungkin bisa aku edukasi," sambungnya. 

Mantan anggota DPRD Depok ini menegaskan, tak akan tinggal diam dengan serangan pelecehan tersebut. 

"Aku udah tegur langsung ke calegnya, biar dia yang negur anggotanya. Aku sertakan screenshot bukti percakapan yang mengarah pada pelecehan seksual secara verbal," tuturnya. 

Hal ini, kata Sahat, menandakan bahwa perempuan punya lapisan perang atau tantangan yang jauh lebih berat, di dunia politik Indonesia. 

"Misalkan, caleg ini kan keliling ya, mereka lagi cari suara, cari simpati. Nah kalau caleg cowok sangat wajar dia pulang malam, ngoopi, nongkrong untuk mensosialisasikan dirinya," tutur Sahat Farida.

"Tapi kalau cewek itu beda, pasti dibilang, dia mentang-mentang nyaleg, pulang malam mulu. Itu dia keluar mulu bukannya di rumah. Nah kira-kira begitu pandangannya," sambung dia. 

Posko Aduan

Menyikapi hal tersebut, Sahat Farida menegaskan, pihaknya akan membuat posko aduan kejahatan seksual. Program ini berlaku untuk seluruh caleg perempuan, meski dari latar belakang partai yang berbeda.

"Aku bisa memastikan ke semua caleg perempuan partai manapun yang ada di Kota Depok, aku terima pengaduan ketika mereka mengalami serangan kejahatan seksual," ujarnya.

"Jadi buatku pengalaman ini kan pengalaman yang berharga, bahwasanya di Pemilu 2024 juga karkteristiek khas perempuan masih jadi 'hambatan' seolah-olah perempuan nggak pantes ada di ranah politik," sambung dia.

Seolah-olah, kata Sahat Farida, perempuan nggak layak memperebutkan kursi DPRD Depok. Apalagi perempuan yang nggak punya embel-embel istri dan anaknya siapa. 

"Kalau istrinya siapakan oh istri anu, nah aman dia. Tapi kalau dia bukan siapa-siapa, yang ketokohannya dibangun karena diri sendiri itu berat," ujarnya.

"Nah itu, aku makanya mau buka posko aduan buat semua semua caleg perempuan jika mengalami kekerasan atau pelecehan. Karena saya mendukung perempuan maju di dunia politik, dari partai manapun," tegasnya.