Menelisik Siasat Pemkot Depok di Balik Tingginya Angka Golput

Ilustrasi golput saat Pilkada Depok
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Jumlah warga Depok yang tak menggunakan hak suaranya, alias golput saat pemilihan kepala daerah (Pilkada), terbilang cukup tinggi.

Ada Masa Tenang Pilkada Jakarta, Car Free Day Minggu Ini 24 November Ditiadakan

Pada tahun 2019 lalu saja, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mencatat, jumlah warga Depok yang tak ikut berpartisipasi alias golongan putih (golput), angkanya mencapai sekira 38 persen, dari total pemilih di Pilkada.

"Tingkat partisipasinya hanya 62 persen. Nah golput-nya sendiri saya belum tahu berapa, tetapi yang tidak milih, tidak sah, dan segala macam, tingkat partisipasinya itu 62 persen, berarti kan ada 38 persen (golput)," kata Kepala Bakesbangpol Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny dikutip pada Jumat, 10 November 2023.

Chandra Bongkar Rapor Merah Petahana Depok dari PKS: Jangan Ngeles Lagi

Terkait hal itu, Pemerintah Kota Depok pun mulai gencar melakukan serangkaian sosialisasi tahapan pemilu.

Salah satu sasarannya adalah pemilih pemula di tingkat SMA dan sederajat.

Cara Elegan dan Menohok Chandra Bikin Calon Petahana Kota Depok Malu: Kenapa Baru Sekarang?

"Nah ini 38 persen (yang golput kemarin) ini gimana caranya kita minimize, antara lain dengan sosialisasi," jelas Lienda.

Ia mengatakan, bahwa jumlah pemilih pemula di Kota Depok tercatat berada diangka sekira 36 persen.

Menurut dia, itu harus bisa dimaksimalkan untuk menekan angka golput di Pemilu 2024, mendatang.

"Pemilih pemula itu 36 persen, artinya kan ini potensi yang sangat besar juga. Tapi kan kami sosialisasi bukan hanya pada pemilih pemula, pada masyarakat yang lain juga," ujarnya.

"Hanya saja, memang melihat yang 36 persen ini angka yang cukup lumayan untuk mendongkrak tingkat partisipasi, maka kita geber nih di sekolah-sekolah," sambung dia.

Lienda berharap, 36 persen angka pemilih pemula itu bisa sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam pemilu.

"Dari 36 persen maunya semua lah, maunya 100 persen dari 36 persen ya."

Adapun jumlah dari angka 36 persen itu sekira 46 ribu jiwa.

"Maunya ya 46 ribu anak ini kita upayakan (ikut berpartisipasi nyoblos). Cuma kan kita sosialisasi belum ke-semuanya," terang dia.

"Makanya kemarin, ketika sosialisasi kita berharap anak-anak yang diberikan sosialisasi itu menjadi agent-agent juga, maksudnya agent mengajak, transfer knowledge juga kepada lingkungan nya, saudaranya, yang memang sudah mempunyai hak pilih," timpal Lienda lagi.

Selain gencar melakukan sosialiasi atau penyuluhan tentang politik dan pemilu, Lienda juga mengaku punya strategi khusus untuk menekan angka golput di Kota Depok.

"Ada. Jadi rencana nanti tanggal 26 November 2023 kita bikin acara. Saya juga lapor ke Pak Walikota, pak kayaknya pendekatan ke anak-anak jangan terlalu kaku gitu kan," ujarnya.

Nah rencananya, lanjut Lienda, pada 26 November 2023 nanti, Bakesbangpol akan menggelar pentas seni dan budaya di Alun Alun Kota Depok.

Kegiatan itu bakal melibatkan sekira 1.000 pemilih pemula.

Acara bertajuk Senandung Pemilu Damai itu diharapkan mampu mendongkrak jumlah partisipasi pemilu, khususnya Pilkada Depok.

"Mereka punya hak pilih, kemudian juga mereka harus menjadi pemilih cerdas. Jadi nanti tahapan-tahapan pemilu, kemudian bagaimana cara memilih, pokoknya diberikan edukasi agar mereka bisa menjadi pemilih," kata Lienda.

"Jangan sampai golput. Sekarang itu gitu kan ya anak muda, anak muda berpotensi untuk golput. Tapi mudah-mudahan dengan banyaknya sosialisasi kita laksanakan mudah-mudahan bisa meningkatkan partisipasi mereka," sambungnya lagi.