Intip 11 Aset Properti Kadisdik Depok yang Disorot Gegara Polemik SDN Utan Jaya: Isi Garasinya Wow!
- Istimewa
Siap – Sejumlah pelajar SDN Utan Jaya kembali jadi korban pendidikan. Itu lantaran beberapa pihak yang mengklaim sebagai ahli waris lahan sekolah tersebut menuntut ganti rugi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
Tak tanggung-tanggung, ahli waris yang merasa kecewa lantaran tuntutannya tak pernah digubris akhirnya kembali menggembok pagar sekolah pada Rabu, 7 Mei 2025.
Alhasil, sejumlah siswa SDN Utan Jaya pun tak bisa menikmati kegiatan belajar mengajar.
Salah seorang yang mengaku sebagai ahli waris lahan SDN Utan Jaya, Muchtar mengklaim, pihaknya sudah lama melayangkan surat gugatan sesuai prosedur namun tak pernah digubris.
"Di gembok ini intinya kami sudah melakukan secara surat, prosedur namun tidak pernah dihargai," katanya.
Bahkan, Muchtar juga mengklaim, keluarganya sudah sering dipanggil Dinas Pendidikan Kota Depok dengan janji, mereka siap bayar lahan SDN Utan Jaya.
"Saya bilang dibayarkan saja tanahnya. Karena apa? Mereka sudah membuat lapar keluarga saya," tuturnya.
"Mereka sudah bikin sengsara keluarga saya, karena perjalanan selama 35 tahun, dari tahun 90 tidak pernah keluarga kami mendapatkan apa-apa," sambungnya.
Muchtar juga mengelukan, sikap Disdik Depok yang menurutnya tidak pernah memberi perhatian. Padahal, ia dan keluarga telah menjaga sekola itu selama 24 jam steiap hari.
"Kami tidak pernah diberikan apa-apa, sedangkan ini hak kami."
Disisi lain, Muchtar menyadari, bahwa pendidikan penting untuk generasi bangsa.
"Kita ambil cara yang terbaik untuk menyelamatkan umat, masyarakat yang bersekolah sebaiknya sudah dibayarkan saja tanahnya, kan gitu, kalau mau ada upaya baik," imbuhnya.
Muchtar menuntut, uang ganti rugi sekira Rp20 miliar.
"Saya minta per satu tahun Rp300 juta kali 35 tahun, dibayar itu saja, silahkan."
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak Disdik Kota Depok.
Intip Harta Kekayaan Kepala Disdik Depok
Polemik yang terjadi di dunia pendidikan Kota Depok bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, publik juga dibuat heboh dengan tingginya biaya pengadaan smart board oleh Disdik Depok.
Tak main-main, anggaran papan tulis interaktif Disdik Depok itu nilainya mencapai Rp30 miliar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengetahui hal itu langsung bertindak tegas.
Ia meminta agar anggaran tersebut dialihkan untuk memperbaiki bangunan sekolah.
Lantas siapakah Kepala Disdik Kota Depok yang belakangan menuai sorotan itu?
Sosok tersebut diketahui bernama Siti Chaerijah Aurijah. Usut punya usut, nilai hartanya terbilang fantastis.
Disitat dari laman LHKPN KPK periode 2023, Kadisdik Depok ini memiliki 11 aset tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah wilayah.
Di antaranya seperti Jakarta Timur, Kuningan, dan Depok dengan total senilai Rp2.900.000.000
Kemudian, Siti tercatat memiliki 6 kendaraan, terdiri dari mobil Chery tahun 2009, Toyota tahun 2012, Toyota 2013.
Lalu motor Honda Scoopy tahun 2010, Vespa tahun 1992 dan motor Kawasaki tahun 2023.
Adapun nilai aset garasinya itu sebesar Rp158.000.000. Lalu kas dan setara kas Rp341.100.000. Kemudian utang Rp85.000.000.
Dengan demikian, nilai harta kekayaan Kadisdik Depok, Siti Chaerijah Aurijah Rp3.314.100.000.