UP Membara, Eks Rektor hingga Mahasiswa Kompak Lawan Bos Yayasan: Jangan Semena-mena
- Istimewa
"Makanya perjuangan saya itu bukan nuntut saya jadi rektor, perjuangan saya adalah di kampus ini yang sudah berkali-kali terjadi pendzaliman, pemimpin di zalimi bukan saya saja, sebelum-sebelumnya ada, supaya ini berhenti tidak ada pendzaliman lagi," sambungnya.
"Sehingga nanti, siapapun jadi rektor setelah saya ini tidak ada pendzaliman dan terjadi demokrasi disini," timpal Marsudi.
Menurutnya, selama ini ada yang aneh di UP.
"Di sini yang terjadi adalah yayasan itu mendominasi semuanya, kan nggak boleh gitu. Saya berkali-kali sampaikan kepada senat atau seluruh civitas universitas kalau lagi pidato, yang ingin saya wariskan selama saya jadi rektor adalah demokrasi di kampus ini," tegasnya.
"Mahasiswa jangan dibrangus. Boleh tanya sama mahasiswa ini, nggak ada yang berani masuk ruangan rektor (dulu). Zaman saya, wow siapapun boleh masuk."
Marsudi juga menegaskan, bahwa tujuan dari gugatannya nanti bukan untuk merebut kembali kursi rektorat.
"Saya bukan menuntut jadi rektor lagi, nggak. Gugatan saya harus terjadi reformasi di dalam demokrasi ini, supaya tidak ada lagi organ yang semena-mena. Siapapun jadi rektor silahkan aja, karena nggak penting bagi saya," tukasnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada konformasi dari pihak yayasan.
Bagian Humas UP sendiri belum bisa memberi komentar terkait hal tersebut.