Soal Isu Pemakzulan Wapres yang Kian Santer, Rocky Gerung: Jika Dipertahankan Justru Lebih Berbahaya?

Potret kolase Wapres Gibran Rakabuming Raka dan Rocky Gerung
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Menanggapi isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang belakangan ini hangat diperbicangkan publik hingga menuai sorotan dari berbagai kalangan, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa itu hal yang wajar dan sah secara konstitusi.

Memanas! Hercules Lawan Balik Eks Panglima TNI: Kamu yang Preman

Karena menurut Rocky Gerung, justru jika mempertahankan Gibran ditengah ketidaksiapan menghadapi kompleksitas global jauh lebih berbahaya bagi masa depan politik Indonesia.

"Muncul isu pemakzulan wakil presiden apakah itu salah? Ya enggak, karena ada fasilitas disediakan oleh konstitusi, disediakan oleh hukum," katanya seperti dikutip Kanal Youtube Rocky Gerung Official.

Ngeri, Begini Analisis Rocky Gerung Dibalik Santer Usulan Pencopotan Gibran dari Jabatan Wapres, Pasti ada........?

Menurut Rocky Gerung, yang jadi masalah adalah, ketika partai politik mulai bersikap pragmatis dengan mempertahankan posisi Gibran karena takut kehilangan kekuasaan.

Terlebih lanjut Rocky Gerung, dirinya menilai bahwa Gibran tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk memikul tanggung jawab sebagai wakil presiden dalam situasi gloobal yang tengah dilanda krisis dan ketegangan geopolitik.

Komentar Menohok Wamen Noel ke Megawati: Makanya Jangan Dendam, Jangan Cengeng

"Kan mulai terlihat bahwa Gibran sedang dipersiapkan, karena kalau terjadi sesuatu pada presiden Prabowo maka Gibran yang akan mengambil alih, justru itu lebih berbahaya," terangnya.

Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menilai Gibran terlalu cepat dimasukan ke dunia politik oleh sang ayah yakni mantan presiden Joko Widodo alias Jokowi tanpa proses pendewasaan politik yang matang.

Karenanya, kata Rocky, dirinya mengingatkan bahwa ada resiko yang lebih besar kalau Gibran suatu saat harus mengambil alih kekuasaan.

"Bayangkan, Indonesia terlibat di dalam kompetisi politik global dengan Gibran sebagai pemimpin entah secara resmi atau didorong lagi," kata Rocky.

Lebih lanjut Rocky mengatakan bahwa sorotan publik, termasuk dari mahasiswa dan punawirawan TN bukanlah serangan politik, tapi itu refleksi atas kegagalan kapasitas Gibran.

"Kapsitas Gibran yang memang belum sanggup untuk memikul beban atau memikirkan hal hal yang rumit di dalam sistem dunia yang sedang mengalami turbulensi multidimensi hari hari ini," tandasnya.