Kelakar Ma'ruf Amin ke Supian-Chandra soal Isi Tas di Pilkada Depok: Kalau Kalah Kiai Mondok Lagi

Eks Wapres RI, Ma'ruf Amin di acara PKB Depok
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Ma'ruf Amin mengajak para kiai Depok untuk berpolitik agar memberi warna Islami dalam tiap keputusan pemerintah.

Menanti Akhir Drama Macet Horor Sawangan Depok

Menurutnya, tugas ulama atau kiai adalah memberi warna Allah, bukan justru yang diberi warna.

"Kiai kok diberi warna, diwarnai orang. Kiai harus memberi warna dengan warna Allah, warna iman, warna syaria. Melalui dakwah, pendidikan, ekonomi, apalagi pemberi warna politik," katanya saat menghadiri Halaqah Kebangsaan PKB di Kota Depok pada Minggu, 16 Maret 2025. 

Wali Kota Depok Kebut Proyek Akhiri Macet Horor Sawangan hingga Citayam, Ini Bocorannya

Ma'ruf Amin lantas menyinggung, banyak orang mengatakan bahwa urusan politik bukan urusan kiai, kiai kerjanya hanya ngaji, dakwah, doa, jampi-jampi, sembar sembur.

Lebih dari itu, kiai juga memiliki peran penting dalam urusan politik. 

Sandi Pegawai Damkar Depok yang Dipecat Rezim Idris-Iman Akhirnya Diangkat Sebagai ASN

"Ketika kiai tidak ikut dalam mengambil keputusan politik, maka warna keputusannya tidak ada warna kiainya, tidak ada sidrah kiai-nya, kalau tidak ada sidrah kiai-nya, maka warnanya bukan warnanya kiai," jelas dia. 

Lebih lanjut mantan Wakil Presiden (Wapres) ke-13 Indonesia ini menegaskan, karena itu kiai harus mengambil peran politik, agar bisa memberi warna politik dalam setiap keputusan di negeri ini.

"Itu lah, maka kiai dari dulu selalu mengambil peran politik. Ada yang mengatakan NU itu tidak terkait dengan kegiatan politik, saya kira itu tidak betul," tuturnya.

Ma'ruf Amin menjabarkan, bahwa Hadratun Hasyim Asya'ri, Hadratun Wahab Hasbullah, Hadratun Sihab Rizik tidak pernah meninggalkan politik praktis dari awal republik ini berdiri.

"Ketika di awal republik memang NU tidak memgambil politik dan dititipkan ke Masyumi, namun ketika Masyumi kerjasamanya tidak baik, Kiai Wahab Hasbullah ukhuwahnya kusiriah ukuwahnya kusir dan kuda," ujarnya.

"Mereka (Masyumi) jadi kusirnya, NU jadi kudanya. Akhirnya NU tidak mau menjadi kuda terus, dan akhirnya pisah membuat partai sendiri namanya Partai Nahdlatul Ulama tahun 1952," jelas Ma'ruf Amin. 

Kemudian pada Pemilu 1999 dapat nomor 3. Menurutnya, kalau tidak karena pertolongan Allah itu tidak mungkin, partai baru dapat nomor 3.

"Begitu kita dorong Gus Dur jadi presiden, jadi presiden. Saya bilang waktu itu bukan PKB hebat, tapi ada Inayah Rabbaniyah, pertolongan Allah," tuturnya.

"Kalau bukan pertolongan Allah, partai baru, nomor 3, jadi presiden, tidak punya duit, cuma punya semangat saja," sambungnya. 

Ma'ruf kembali menegaskan, bahwa PKB memang didirikan sebagai wadah gerakan kiai, sebagai gerakan politik kiai.

"Jadi sejak awal PKB sebagai gerakan politik kiai, bukan kiai politik. Kalau kiai politik itu kiai ikut politik, tapi politik kiai, politik ikut kiai, ikut pemikirannya kiai," katanya. 

Target untuk Depok

Ma'ruf Amin juga mengingatkan, jika kiai mau ikut kendaraan politik, maka tempatnya adalah PKB. 

"Oleh karena itu maka menjadi kewajiban kita memenangkan PKB," ucapnya.

Terlebih, kata Ma'ruf Amin, PKB adalah partai yang memegang teguh Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Terkait hal itu, ia kemudian menyinggung warga Depok yang 80 persen adalah berpegang pada Aswaja. 

"Nah mestinya kemenangan kursinya PKB di Depok mencapai 80 persen. Kalau sekarang kan baru 10 persen, ini kiai tidur kali. Jangan tidur kiai." 

Ma'ruf Amin berharap, kelak pada pemilu berikut di Depok, jumlah suara yang didapat minimal bisa 40 persen. 

"Kalau nanti kita panjang umur, saya menyaksikan kalau tidak ya saya mendoakan, jangan kurang dari separuhnya, paling tidak 40 persen itu harus dicapai. Insya Allah." 

Mantan Ketua MUI ini lantas mengungkapkan, ada dua cara untuk meraih hal tersebut. 

"Kata Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, minta tolong pada Allah dan jangan lemah. Nah minta tolong sendiri tapi enggak mau bekerja lemah namanya," ucap dia. 

Kemudian, ia juga mengajak para kader untuk bisa membranding partai, itu nomor satu.

"Branding partai itu artinya nama partai kita ini harus kita bilang, ini partainya kiai partainya ustaz. Jadi ini partainya kiai, partainya ustaz, partinya santri semua ya di sini." 

"InsyaAllah, karena program daripada kita itu membawa kemaslahatan lahir batin dunia akhirat, membangun masyarakat yang sejahtera lahir batin, masyarakat yang sejahtera dari dunia sampai akhirat," sambungnya. 

Ma'ruf Amin meyakini, tidak ada yang mustahil. 

"Memang ada yang bilang, mestinya kita itu menang itu kalau punya kapasitas, dan isi tas. Saya bilang sama Wali Kota Depok, kalau itu anda enggak menang, tapi selain itu, selain isi tas ada yang di Atas (Allah)," ujarnya.

"Lebih dari isi tas tuh ada yang di Atas, itu namanya Inayah Rabbaniah, nah buktinya wali kota (Supian) itu menang kemarin, isi tasnya kurang," timpalnya lagi. 

Ma'ruf berkelakar, jika saat itu Supian-Chandra kalah di Depok maka sebaiknya para kiai pulang ke pondok.

"Saya bilang sama kiai, kalau kalah kiai mondok lagi. Alhamdulillah menang."