Waspada! BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025 Capai Titik Ekstrem pada Juni hingga Agustus
- pixabay.com
Sektor pertanian diharapkan dapat menyesuaikan jadwal tanam, memilih varietas tahan kekeringan, dan mengoptimalkan pengelolaan air.
Sementara itu, sektor kebencanaan diimbau meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah rawan.
Untuk sektor energi, BMKG menyarankan agar pemerintah dan pihak terkait menghemat serta mengelola pasokan air secara efisien guna menjaga keberlangsungan operasi PLTA, irigasi, dan kebutuhan air baku, terutama di daerah yang diprediksi mengalami kemarau panjang.
Di sektor lingkungan, potensi memburuknya kualitas udara di kota-kota besar akibat polusi juga perlu diwaspadai.
Selain itu, suhu udara yang lebih panas dari biasanya berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat selama periode kemarau.
BMKG menegaskan bahwa prediksi musim kemarau 2025 ini dapat dijadikan acuan untuk mendukung berbagai program strategis nasional, termasuk optimalisasi sumber daya di wilayah masing-masing.
"BMKG mengimbau agar informasi dalam Prediksi Musim Kemarau 2025 ini dapat dijadikan dasar dalam mendukung program Asta Cita melalui optimalisasi kondisi iklim sesuai dengan sumber daya di wilayah masing-masing,” pungkas Dwikorita.