Sisi Lain Ketua PP Japto Soerjosoemarno, Bos Ormas yang Hobi Berburu di Luar Negeri: Bukan Nembak Doang
- YouTube Miing Bagito Channel
Siap – Ketua PP, Japto Soerjosoemarno tengah jadi sorotan publik setelah rumahnya digeledah Tim KPK. Itu terkait dugaan kasus penerimaan gratifikasi terhadap tersangka mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari.
Dari kediaman Ketua PP Japto di Jalan Benda Ujung, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan itu KPK menyita sebanyak 11 unit mobil mewah, valas, dan sejumlah barang berharga lainnya pada Rabu, 5 Februari 2025.
Nah terlepas dari kasus yang saat ini menjeratnya itu, banyak hal terungkap dari sisi lain Ketua PP, Japto. Seperti apa ulasannya? Simak artikel berikut ini.
Dilansir dari kanal YouTube Miing Bagito Channel, Japto ternyata memiliki hobi yang cukup ekstrem.
Pemilik nama lengkap Kanjeng Pangeran Haryo Japto Soelistio Soerjosoemarno itu ternyata cukup gemar berburu binatang loh.
Bahkan, kebanyakan binatang hasil buruan yang terpampang di rumahnya berasal dari luar negeri.
"99,9 persen hasil buruan. Kebanyakan dari luar negeri. (Seperti) Afrika, Amerika, New Zealand, Australia," katanya.
Menurut pentolan ormas Pemuda Pancasila (PP) ini, berburu bukan sekedar membunuh atau menembak hewan.
"Berburu bukan nembak doang. Berburu itu mengambil, memindahkan binatang-binatang liar," ujarnya.
Dalam video tersebut, Japto juga menjelaskan maksud dari tujuannya berburu.
"Tujuan berburu itu adalah dalam rangka menyeimbangkan ekosistem. Jadi kita jaga binatangnya agar tidak punah dan menjaga populasi," tuturnya.
Profil
Sebagai informasi, secara keseluruhan Japto sudah memimpin ormas PP selama 8 periode sejak 1981.
Kekuasaannya selama 43 tahun di Pemuda Pancasila (PP) bahkan mengalahkan masa rezim Soeharto yang hanya 32 tahun.
Ketokohan Japto di dunia ormas tak bisa dilepaskan dari keluarga bangsawan Solo hingga kedekatannya dengan keluarga besar Cendana.
Yap, sebagai tokoh sentral di Pemuda Pancasila, Japto bukanlah orang sembarangan.
Ia adalah keturunan Belanda yang dibesarkan di keluarga ningrat.
Ayah Yapto Soetarjo Soerjosoemarno adalah bangsawan Solo, cucu dari Mangkunegara 5 yang lama mengenyam pendidikan di Belanda.
Saat itulah ayah Japto bertemu dengan seorang gadis Belanda keturunan Yahudi bernama Dolly Zigerius yang kemudian diperistri pada tahun 1943.
Dolly Zegerius menjadi satu dari beberapa perempuan Belanda yang turut pulang ke Indonesia pasca kemerdekaan.
Dolly kemudian menjadi warga negara Indonesia, sementara sang suami menjabat sebagai Kepala Jawatan Topografi Angkatan Darat.
Lewat pernikahannya, pasangan ini memiliki tiga orang anak, yaitu Sunario, Marini, dan Japto