Pengacara Tegaskan Kasus Perusakan Alat Peraga Adat Dayak Pamabankng Fakta Bukan Hoaks

Pengacara Rusliyadi saat Memberikan Keterangan Pers
Sumber :
  • Ngadri/siap.viva.co.id

Ditkrimsus Polda Kalbar Diduga Ungkap Ilegal Logging di Ketapang, Ribuan Kayu Disita

SIAP VIVA – Kasus dugaan perusakan alat peraga adat Dayak Pamabankng  di Desa Durian, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat telah dilaporkan ke Polres Kubu Raya.

Kuasa Hukum pemilik lahan, Rusliyadi menjelaskan kronologi perusakan alat peraga adat Dayak Pemabankng terjadi pada 17 November 2024 sekira pukul 12.02 WIB di jalan parit Seribut, Desa Durian, Sungai Ambawang , Kubu Raya Saat ritual Adat Dayak Pamabakng sedang berlangsung lantas mendapat serangan secara brutal oleh oknum diduga penyerobot tanah

Operasi Pekat, Polres Kubu Raya Ungkap 19 Kasus dan Sita Narkoba Satu Kilogram

‘’Kejadian penyerangan tersebut tepat dilokasi tanah,  bersama warga Durian dilokasi tanah bersertikat atas nama Djulana Ali yang sudah dihibahkan oleh ahli waris ke. Djulanah Ali, Hak Pakai Nomor: 405 tahun 1970, kurang lebih dengan luas 71 hektar,’’jelas Rusliyadi kepada Siap.Viva.co.id pada Rabu 20 November 2024.

‘’Tanah tersebut dari Alm. Djulanah Ali adalah saudara Teng Tek Hwa yang merupakan pamannya saudara Serva Lie kemudian Saudara Teng Tek Hwa memberikan kuasa dan hak kepada Serva Lie terhadap tanah tersebut untuk dikelola,’’sambungnya.

Aniaya Buruh Panggul, Kepala Gudang Semen Tiga Roda Dilaporkan ke Polres Kubu Raya

Lebih lanjut, Rusliyadi mengungkapkan, bahwa Serva  merupakan keluarga angkat Lawadi Nusah (Sekum DAD DKI Jakarta dan Humas Media Centre Kantor MADN) dan Serva juga berasal dari satu daerah yaitu di Capkala Kabupaten Bengkayang dan Ibunya Serva  berasal dari Siantan, Kota Pontianak.

‘’Lawadi Nusah menjadi wali saat Serva menikah secara Adat Dayak Pada Tahun 2013 dengan Hana asal Gombang Sinakin Kabupaten Landak,’’ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title