PON I Digelar dalam Suasana Serba Terbatas dan Mendadak
- Dok/30 Tahun Indonesia Merdeka
Jika Indonesia tetap ingin ke Inggris harus menggunakan paspor Belanda, namun pihak Indonesia menolak keras karena hanya mau membawa nama Indonesia.
Ditopang oleh nasib para atlet dan pengurus yang gagal mengikuti Olimpiade London, PORI memutuskan mengadakan konferensi darurat pada 1 Mei 1948 di Solo.
Hasilnya, konferensi sepakat untuk mengadakan PON yang direncanakan berlangsung pada Agustus atau September 1948 di Solo.
Saat itu, kesepakatan pelaksanaan PON selaras dengan keinginan PORI yang ingin kembali menghidupkan pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938.
Pada PON I 1948, Surakarta dipilih sebagai tuan rumah karena sudah memenuhi persyaratan pokok pelaksanaan pekan olahraga, yaitu dengan adanya Stadion Sriwedari yang dilengkapi kolam renang.
Tak hanya itu, Surakarta dianggap sebagai kota dengan fasilitas olahraga terbaik di Indonesia dan juga seluruh pengurus besar PORI berdomisili di Surakarta.
PON I 1948 diikuti 600 atlet dengan 9 cabang olahraga yang dilombakan, yaitu atletik, bola keranjang, bulutangkis, sepak bola, renang, panahan, bola basket, dan pencak silat.